Tampil Gagah nan Percaya diri Maroko kandas di Semifinal Piala Dunia 2022

JurnalIndo.com – Qatar, 15/12 – Biasanya melawan lawan dengan serangan yang ganas dan eksplosif seperti Prancis dimana kuartet Kylian Mbappe, Antoine Grizzmann, Osmane Dembele dan Olivier Giroud menanamkan teror di lini pertahanan lawan, tim cenderung menggunakan 3 bek tengah.

Sejak awal, Maroko juga menurunkan 3 bek tengah.

Namun setelah gol melawan Theo Hernandez dan setelah meninggalkan kapten Romain Saiss karena cedera sebelum jeda, pelatih Walid Reragugui meninggalkan formasi pertahanan ini untuk beralih ke serangan 4 -3-3 yang digunakan oleh lawannya dari Prancis.

Baca Juga: Jadi Momok menakutkan, ini Prestasi menggemparkan maroko sepanjang sejarah

Segera setelah itu, mereka nyaris menyamakan kedudukan ketika bek Jawad El Yamiq menyundul sundulan yang melebar dari tiang gawang oleh kiper Prancis Hugo Lloris.

Andai Maroko tidak dibelit masalah cedera, termasuk bek kiri Bayern Muenchen Noussair Mazraoui yang mesti diganti pada babak kedua karena cedera, mungkin akhir pertarungan antara dua negara yang memiliki ikatan sejarah dan budaya teramat kuat itu akan lain ceritanya.

Seperti yang dilakukan Inggris di perempat final, Maroko berhasil menjinakan Kylian Mbappe, pembombardir yang tidak di beri peluang terkecil sekalipun untuk melakukan sprint satu-satunya.

Mbappe sukses mengimbangi salah satu sahabatnya yang juga merupakan pemain Paris Saint Germain, Achraf Hakimi.

Mengetahui jimatnya menjadi incaran seperti Inggris di babak perempat final, pelatih Didier Deschamps menyingkirkan Giroud dan menggantikannya dengan Marcus Thuram yang memiliki posisi natural di sayap kiri penyerangan.

Baca Juga: Jadi Momok menakutkan, ini Prestasi menggemparkan maroko sepanjang sejarah

Perubahan ini membuat Mbappe bergerak ke tengah tepat di depan Griezmann.

Perubahan berhasil. Sejak saat itu, pertahanan Maroko yang semrawut akibat rentetan cedera masih dengan berani takluk dari lawan hingga detik terakhir, kebobolan gol kedua.

Mbappe menusuk setelah dikirimi bola oleh Thuram untuk kemudian mengumpan Randal Kolo Muani yang menceploskan bola ke gawang lebih cepat dari reaksi penjaga gawang Maroko Yassine Bounou.

Bahkan dalam keadaan terdesak dan tertinggal 0-2 Maroko tak mengendurkan tekanan. Singa Atlas ini sungguh bertarung bagaikan singa lapar yang pantang menyerah sebelum peluit panjang dibunyikan wasit.

Baca Juga: Maroko Banjir Dukungan, Usai capai semifinal Piala Dunia 2022

Itu pula salah satu etos mereka yang membuat mereka dikagumi banyak orang, selain juga kepercayaan diri mereka yang tinggi, sekalipun teknik dan keterampilan bermain mereka tak jauh berbeda dari tim-tim mapan Eropa dan Amerika Selatan.

Ini bukan sentimen karena sesama negara dunia ketiga, tetapi lebih karena level teramat bagus apa yang telah diperagakan Maroko selama turnamen yang berlangsung di Qatar sampai 18 Desember nanti itu.

Kalau Korea Selatan pada 2002 melakukan semuanya di tanah airnya sendiri dan dilatih oleh seorang yang bukan orang Korea, Guus Hiddink, maka Maroko melakukan kebalikan yang dilakukan Korea Selatan.

Baca Juga: Warga maroko sambut Pahlawan usai capai Semifinal Piala Dunia 2022

Maroko nyaris ke final walau tampil jauh dari tanah airnya dan dilatih oleh Walid Regrarui yang walau dilahirkan di Prancis adalah juga warga mereka sendiri. Seperti banyak warga Maroko lainnya, Regrarui berdwikewarganegaraan Maroko-Prancis.

Jika disimak lebih dalam pemilihan Regrarui adalah juga bentuk kepercayaan diri.

Pada banyak hal sepak bola sering bukan semata teknik dan keterampilan, tetapi juga soal kepercayaan diri, dan tentunya etos kerja dan dedikasi. Aspek inilah yang ditunjukkan oleh hampir seluruh skuad Maroko, termasuk Regrarui.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *