Perubahan Nama Kabuten Ciamis Penuh Filosofi, Taget Akhir Tahun 2023 Rampung

JurnalIndo.com – Ciamis, 09/03 – Panitia Ganti Nama Galuh Ciamis Raya masih menggodok perubahan nama daerah. Sebuah studi sedang dilakukan untuk membuat makalah ilmiah tentang penggantian nama daerah tersebut.

Pada Rabu siang (8/032023) di ruang Sekretariat Daerah Ciamis berlangsung diskusi kajian. Seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda dan budayawan Ciamis berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Galuh Wasdiksi, Ketua Panitia Besar Penggantian Nama Ciamis, mengatakan proses penggantian nama daerah ini sejalan dengan progres.

Baca Juga: Begini Cara Orang Ciamis Jaga Budaya Bahasa Sunda di Daerahnya

Keinginan majelis desa tahap pertama terpenuhi, dengan hasil 91,7 persen masyarakat memilih untuk mengganti nama Ciamis kembali menjadi Galuh. 

“Nah sekarang ini kajian akademis untuk menyusun naskah akademis sedang berjalan. Selanjutnya tinggal kebutuhan politik,” ujar Wasdi.

Setelah karya ilmiah siap, Panitia Besar berencana menyerahkannya ke DPRD. Bentuknya berupa surat bupati kepada DPRD untuk pembahasan dan keputusan DPRD menyetujui perubahan nama daerah. 

Baca Juga: Jadwal Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan Digelar Pada Tanggal Ini

“Nanti bolanya di sana. Kalau dewan setuju kita akan lanjutkan ke Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat,” kata Wasdi.

Wasdi menargetkan perubahan nama Ciamis kembali menjadi Galuh dapat terwujud pada akhir 2023 nanti. Sehingga di tahun 2024 sudah menjadi Kabupaten Galuh.

“Mudah-mudahan target di akhir tahun 2023 susah ada peraturan pemerintah. Tentunya kita punya skedul, semoga lancar,” jelasnya.

Alasan arti nama Galuh

Dalam pertemuan itu, ada yang mempertanyakan semangat dan nilai positif di balik perubahan nama Ciamis kembali menjadi Galuh.

Meski publik umumnya menyetujui perubahan nama tersebut. Namun, penting untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini.

Yang ditanggapi Yat Rospia Brata, informan yang juga akademisi Universitas Galuh, filosofi Galuh itu penting.

Tidak hanya sejarah kerajaan masa lalu. Menurut Yati, Galuh mengajarkan segala aspek kehidupan.

Beberapa aspek kehidupan kontemporer telah lama dimasukkan dalam filosofi Galuh, Tentang pendidikan, kerukunan umat beragama, perdamaian, budaya, konservasi dan lain-lain. 

“Kenapa sangat ngotot, karena filosofi Galuh itu. Misal di pendidikan ada Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh. Atau mengenai konservasi, kan sejak dulu di Galuh itu ada hutan larangan. Jadi spiritnya itu filosofinya ikon paling kuat. Spirit untuk membangun daerah lebih baik lagi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *