Mahfud MD Merespons Persepsi JK tentang Pemilu 2024

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, memberikan tanggapannya terhadap pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), yang menyebut Pemilu 2024 (Sumber foto : Replublika)
Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, memberikan tanggapannya terhadap pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), yang menyebut Pemilu 2024 (Sumber foto : Replublika)

Jurnalindo.com, – Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, memberikan tanggapannya terhadap pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), yang menyebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk dalam sejarah Indonesia. Menurut Mahfud, pandangan tersebut merupakan penilaian dari seorang negarawan yang peduli dengan masa depan Indonesia.

“Pandangan Pak JK adalah pandangan seorang negarawan. Jika saya mengatakan hal itu, pasti akan disebut sebagai keberpihakan pada paslon tertentu. Oleh karena itu, saya lebih memilih untuk tidak mengemukakan pandangan tersebut. Saya anggap ceramah Pak JK sangat bagus, itu adalah pandangan dari seorang negarawan,” kata Mahfud di Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Mahfud juga menyatakan bahwa dia sependapat dengan pandangan JK yang meminta DPR untuk menggulirkan hak angket guna menyelidiki dugaan kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2024. Menurutnya, jika permasalahan terkait pemilu yang dianggap terburuk ini tidak diselesaikan melalui proses angket, maka krisis politik dan ekonomi bisa saja terjadi di masa mendatang.

“Apabila pemilu yang dianggap terburuk ini tidak diperjelas melalui proses angket, maka kemungkinan akan terjadi krisis politik dan ekonomi di masa depan. Krisis ekonomi ini diperkirakan akan terjadi beberapa bulan ke depan. Jika masalah politik belum terselesaikan, dan kemudian bertemu dengan krisis ekonomi, yang menjadi korban nantinya adalah negara. Ini adalah pemahaman saya dari ceramah Pak JK,” ujarnya.

Sebelumnya, JK menyatakan bahwa Pemilu 2024 merupakan pemilu terburuk dalam sejarah Indonesia sejak tahun 1955. Dia menyoroti proses demokrasi yang dianggapnya diatur oleh kelompok minoritas, yang terdiri dari orang-orang yang memiliki uang dan orang-orang dalam lingkaran pemerintahan. JK juga menyampaikan kekhawatirannya bahwa jika demokrasi semacam ini terus berlanjut, Indonesia bisa kembali ke masa otoriter.

Meskipun demikian, JK menegaskan bahwa Pemilu 2024 telah berlalu dan Indonesia harus melangkah ke depan. Dia memberikan contoh Vietnam sebagai negara yang telah mencapai kemajuan yang luar biasa, di mana pendekatannya selalu tertuju pada masa depan.

“Meskipun kita sudah membicarakan masa depan bangsa ini, saya baru saja mengunjungi Vietnam dan melihat kemajuannya yang sangat luar biasa. Pertumbuhannya mencapai 7-8 persen. Ketika saya bertanya apa rahasianya, mereka menjawab, ‘Kami selalu memandang ke depan, tidak ke belakang,'” ungkap JK.

Pernyataan Mahfud MD ini menunjukkan pentingnya menghargai pandangan negarawan seperti JK dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menanggapi permasalahan yang dihadapi, terutama terkait dengan proses demokrasi dan integritas pemilu di Indonesia. (Kompas/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *