Sleman — Upaya pencegahan penularan covid-19 di Kabupaten Sleman melalui program vaksinasi terus berjalan. Data terbaru suntikkan vaksin dosis pertama baru mencapai 82 persen. Capaian pencapaian ini setelah ada penambahan target sasaran vaksin anak 6-11 tahun 95.950 anak. Karenanya, target seratus persen capaian dosis pertama pada akhir tahun ini sulit dicapai.
“Vaksinasi di Sleman sebelum ditambah sasaran anak 6-11 tahun sudah 91 persen. Tapi adanya tambahan target sasaran, sekarang 82 persen. Kami tidak mungkin menghapus data target anak, karena mereka juga berhak dan wajib divaksin,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Khamidah Yuliati.
Menurut dia, dengan penambahan target sasaran vaksinasi anak, maka target akhir tahun dosis pertama mencapai seratus persen dirasa sulit. Meskipun, sampai saat ini kegiatan vaksinasi terus dilakukan maksimal. Di antaranya, dengan menyusur atau melakukan sweeping di tingkat Kalurahan untuk mencari warga yang belum divaksin. Mengenai stok vaksin dipastikan aman, karena kegiatan vaksinasi warga juga disupport dari TNI-Polri maupun Binda DIY.
Yuli,–sapaan Khamidah Yuliati,– mengatakan, dalam kegiatan sweeping vaksinasi pihaknya sedikit menuai kesulitan. Sebab, masih banyak dijumpai warga yang enggan divaksin. Alasannya, karena merasa sehat dan tidak pernah bepergian.
“Banyak warga yang merasa tidak kemana-mana, dan tidak mau divaksin,” kata Yuli. Selain itu, ada juga warga yang menolak vaksin, dengan alasan medis. Untuk alasan ini, pihaknya mengaku masih bisa menerima.
Disamping vaksinasi warga, Dinas Kesehatan Sleman juga terus menggulirkan vaksinasi bagi anak. Setelah “kick off” pada 18 Desember lalu di SD N Pangukan, kegiatan vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun terus berjalan. Hingga saat ini, jumlah anak yang divaksin sudah mencapai 2,145 anak atau 2,2 persen dari target sasaran 95an ribu. Penyuntikan vaksin bagi anak ini terus dikebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana sebelumnya mengatakan, kegiatan vaksinasi usia 6-11 tahun akan dilaksanakan massal agar lebih mudah dan cepat. Di mana siswa dari beberapa sekolah satu kecamatan akan dikumpulkan dalam satu lokasi.
“Nanti satu lokasi bisa 5 – 6 sekolah, agar lebih mudah dan cepat. Satu lokasi yang ditargetkan bisa 1.000 sampai 1.500 anak,” kata dia.(rif/ahr)