Produk tembakau alternatif bisa mengurangi risiko kesehatan

JurnalIndo.comJakarta, 29/12  – Produk tembakau alternatif harus menjadi pilihan bagi perokok dewasa karena risikonya lebih kecil dibandingkan rokok konvensional, kata Profesor Achmad Syawqie, peneliti senior di Yayasan Pengawasan Kesehatan Masyarakat (YPKP).

Profesor Syawqie mengatakan produk tembakau alternatif menerapkan sistem pemanas, terutama pada rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan. Hal ini berbeda dengan rokok tradisional yang mengalami proses pembakaran.

“Dengan begitu, produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap, tar, dan abu,” kata Profesor Syawqie dalam keterangan resminya, Kamis.

Baca Juga: Piala AFF 2022, Timnas Indonesia Harus Rela Berbagi Poin dengan Thailand usai ditahan Imbang

Lebih lanjut, Prof. Syawqie mengatakan bahwa bahaya rokok muncul dari berbagai komponen yang ada di dalam sebatang rokok saat dibakar.

Diperkirakan ada lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya di dalamnya. Sekitar 70 di antaranya dapat menyebabkan kanker.

Salah satu komponen berbahaya tersebut adalah TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran. TAR mengandung beberapa bahan kimia karsinogenik yang dapat memicu perkembangan sel kanker di dalam tubuh.

Selain bahaya lain yang terpapar pada perokok dan orang di sekitarnya adalah penyakit kardiovaskular, kerusakan otak, penyakit paru-paru, penyakit mulut dan tenggorokan, serta berbagai penyakit lainnya.

“Jadi yang berbahaya itu TAR, bukan nikotin. Nikotin itu lebih kepada dapat menyebabkan efek adiksi atau kecanduan, bukan pemicu penyakit kanker,” katanya.

Oleh sebab itu, perokok dewasa diharapkan untuk mengurangi kebiasaan merokok.

Menurut Prof. Syawqie, perokok dapat berhenti secara langsung (cold turkey) atau melalui terapi pengganti nikotin. Namun, bagi yang sulit menghentikan kebiasaannya secara langsung, disarankan beralih ke opsi alternatif lainnya.

“Pilihan tersebut bisa mempertimbangkan pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin,” kata Prof. Syawqie.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Sahid Jakarta, Prof. Kholil mengatakan pemahaman mengenai tingkat profil risiko produk tembakau alternatif perlu ditingkatkan. Hal ini untuk mencegah persepsi yang salah mengenai produk ini yang masih berkembang luas di masyarakat.

Lebih lanjut, Prof. Kholil mengatakan masyarakat perlu diedukasi secara akurat dan lengkap mengenai kelebihan serta kekurangan produk tembakau alternatif dibandingkan rokok.

Dalam mengedukasi masyarakat, perlu disesuaikan dengan latar belakang serta profil dari para perokok dewasa. Strategi komunikasi ini dilakukan untuk mengurangi misinformasi mengenai produk tembakau alternatif.

“Misinformasi apapun sangat berbahaya karena publik bisa mengambil kesimpulan atau bahkan tindakan yang kontra produktif merugikan dirinya. Mengedukasi masyarakat secara akurat dan lengkap menjadi sangat penting,” ujarnya.

(slmn/antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *