Mencari Guru Sesuai Anjuran Agama Islam dengan Benar

jurnalindo.com –  Mungkin tak sedikit dari sebagian kita yang masih kebingungan saat mencari guru, terlebih jika itu menyangkut guru agama. Mencari guru agama sesuai anjuran mungkin sedikit sulit. Pada zaman digital sekarang ini, yang mana banyak sekali ceramah agama dapat dengan mudah kita temukan. Akan tetapi, semakin ada banyak pilihan, justru akan semakin sulit pula bagi kita untuk menentukan guru mana yang lebih tepat untuk kita ikuti. Seiring dengan perkembangan zaman, kita lebih mudah saat mencari ilmu wawasan dan pengetahuan yang kita butuhkan. Bila menilik ke zaman dahulu, para ulama beserta ilmuwan menuliskan ilmu mereka pada batu pipih atau kertas. Saat ini khazanah keilmuan para ulama bisa kita nikmati lewat media digital dan cetak. Tahukah Anda? Betapa pentingnya mencari guru agar justru tidak menyesatkan kita. Adapun cara untuk memilih guru serta mencari ilmu memiliki perbedaan dari masa ke masa. Bila zaman dahulu, pada tokoh-tokoh muslim dan ulama berkelana melalui berbagai negeri untuk mendapat satu bait ilmu. Entah itu hadits, tafsir, ataupun ilmu-ilmu lain hingga menghafalkan lalu menuliskannya kembali. Berbeda dengan kita saat ini yang lebih mudah menimba ilmu, hanya duduk manis mendengar lewat tayangan televisi atau radio. Bahkan saat ini, keberadaan internet semakin memudahkan kita untuk menambah pengetahuan tentang agama. Termasuk melalui aplikasi. Sehingga tidak heran bisa saat ini kita tak perlu berpergian jauh-jauh untuk menemui ulama, bila ingin mendengar serta mendapat ilmunya. Karena, semua hal bisa kita akses dan nikmati lewat media sosial. Adanya fenomena tersebut, tentu semakin banyak umat muslim yang paham tentang ajaran agama Islam.

5 Cara Mencari Guru Sesuai Anjuran Agama

Belakangan ini, adanya istilah ustadz google dan santri youtube, karbitan, dan lainnya. Istilah ini kurang baik dan tentunya perlu kita luruskan sebelum menciptakan kesalahpahaman lebih buruk antara umat muslim. Ada hal dasar yang penting kita perhatikan, yaitu mencari serta memilih guru dengan tepat. Dapat membantu kita agar nantinya tidak akan terjerumus pada pemahaman yang salah atau keliru.

Guru yang Mengajak untuk Meninggalkan Keraguan

Menurut Imam Al-Ghazali pada kitab Ihya Ulum Ad-Din. Menuliskan ada riwayat mauquf oleh Sahabat Jabir ra. bahwasanya Rasulullah SAW pernah berpesan. Bahwa “Jangan engkau duduk berdekatan dengan orang alim, terkecuali bila ia mengajak engkau meninggalkan 5 hal menuju 5 hal. Yaitu keraguan pada keyakinan, riya dan ikhlas, cinta dunia pada zuhud, kesombongan pada rendah hati, serta permusuhan pada nasehat”. Tentu nasehat ini perlu kita pertimbangkan bila masih bingung saat mencari guru sesuai anjuran agama. Tentang Lima hal tersebut, bisa Anda jadikan patokan untuk menentukan cara memilih ustadz yang benar dan patut untuk kita ikuti ataupun tidak. Tentu kita wajib mencari guru agama yang bisa menghilangkan keragu-raguan ada pada diri kita. Bukan justru membuat kita semakin bingung terhadap penjelasannya. Saat hati menjadi tenang ketika mendengar penjelasannya, tentu ia tengah mengajarkan kebaikan.

Guru yang Mengajak untuk Meninggalkan Cinta Kepada Dunia

Apabila ada guru mengajarkan untuk semakin fokus dalam mengejar dunia melebihi kehidupan akhirat, maka ini merupakan lampu merah. Karena Islam mengajarkan kita hidup seimbang dengan tujuan mencapai kebahagiaan yang kekal di akhirat. Dengan cara memanfaatkan waktu dunia sebaik-baiknya. Tentu kita memang tak boleh lupa dengan kehidupan dunia. Namun, jangan sampai kehidupan dunia, justru memenjarakan kita. Karena Inilah jalan menuju kezuhudan. Menurut penjabaran dari Imam Al-Ghazali, ada tiga tanda zuhud. Yaitu tak tergiur terhadap keberadaan maupun ketiadaan harta, tak terpengaruh terhadap pujian ataupun hinaan, serta bahagia bersama Allah. Jika sebelumnya kita kurang paham atau tidak tahu, maka dapat memahaminya. Hal ini akan meningkatkan kesadaran dalam beragama. Tak sedikit pula dari mereka yang muncul ke khalayak untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran tersebut. Bahkan mereka kemas dengan sebuah kreasi, guna menarik minat lebih banyak kalangan. Tapi, tak sedikit dari mereka yang menyampaikan apa yang bukan ranah dari kemampuan mereka. Terlebih bila tidak punya latar pendidikan agama mendalam. Contohnya seperti hukum, tafsir, syari’at dan sebagainya, sehingga menimbulkan polemik di kalangan masyarakat.

Guru yang Mengajak untuk Meninggalkan Riya

Seorang guru atau ustadz yang baik, akan menunjukkan kita cara hidup tanpa ada pamrih. Selain itu juga hanya mengharapkan terhadap balasan Allah, bukan dari sesama makhluk. Karena perbuatan riya ataupun ingin orang melihat apa yang kita miliki. Tentu ini sangat merusak dan berbahaya, sebab kita seperti menggunakan topeng untuk berpura-pura menutupi jati diri yang sesungguhnya. Untuk itu, Rasulullah SAW mengibaratkan riya lebih berbahaya terhadap kehidupan umat jika kita bandingkan fitnah Dajjal. Oleh karena itu, carilah guru yang Bersanad. Dengan demikian, dapat membimbing kita kepada hidup yang ikhlas. Bukan justru riya, karena kebanyakan para ustadz saat ini justru tampil dengan pakaian bermerek dan tidak mencontohkan hidup ala Rasulullah SAW.

Guru yang Mengajak untuk Meninggalkan Kesombongan

Layaknya seperti padi, semakin berisi, semakin kian merunduk. Sama halnya juga orang alim, semakin banyak ilmu yang mereka miliki, maka semakin rendah hati. Dengan demikian, guru yang tepat untuk dipilih, adalah guru yang menunjukkan sifat tawahan kepada murid-muridnya. Bukan hanya itu, sebab juga akan mengajak mereka untuk meninggalkan kesombongan. Karena kesombongan bisa menghalangi seseorang dalam mencari ilmu yang lebih dalam, sebab ia merasa bahwa dirinya sudah memiliki ilmu tinggi. Bagi Anda yang sombong, tidak hanya kurang disukai oleh sesama manusia. Namun juga Allah SWT. Jika ada guru yang justru sombong terhadap ilmu yang ia miliki, maka sebaiknya kita mencari dan memilih guru lain. Karena akibat salah memilih guru, tentu akan menyesatkan kita.

Guru yang Mengajak untuk Meninggalkan Permusuhan

Tips terakhir untuk mencari guru sesuai anjuran agama yaitu, menurut Imam Al-Ghazali. Beliau menyarankan agar kita bisa meninggalkan sebuah majelis yang isinya penuh dengan ujaran kebencian. Bahkan mengajak pada permusuhan. Terlebih pada saudara sesama umat muslim itu sendiri. Sebab Rasulullah SAW sejak dulu sangat mementingkan persatuan bagi umat jauh lebih dari apapun. Bila kita sering ikut pengajian dari ustadz atau guru yang mendorong jamaahnya untuk tidak menyukai sesama muslim, menggunakan kata-kata kasar. Bahkan juga membuat kita sesama muslim saling bermusuhan. Maka sebaiknya guru seperti ini kita tinggalkan, sebab masih ada banyak pengajian lain dari guru-guru yang berisikan nasehat perdamaian. Semakin berkembangnya teknologi, banyak sekali guru-guru yang bermunculan memberi ceramah dan ajaran tentang agama Islam. Namun, sayangnya ada beberapa guru yang tidak mencontohkannya sendiri. Maka dari itu, harus bisa mencari guru sesuai anjuran agama, agar tidak salah dan keliru menemukan guru untuk menimba ilmu agama yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *