Cari tahu yuk, cara mengetahui ciri luka operasi yang mengalami infeksi

Jurnalindo.com, JAKARTA, 29/11 – Kepala Pusat Resistensi Antimikroba Indonesia (PRAINDO) Dr. Harry Parathon, SPOG(K) menjelaskan bahwa luka operasi yang menyebabkan seseorang terinfeksi bisa disebabkan oleh kuman atau bakteri yang tumbuh di area tersebut.

“Penyebab luka operasi itu bisa multifaktor. Banyak. Bisa karena ada kuman atau ada bakteri. Bakterinya bisa karena kelebihan antibiotik, bakterinya mengalami mutasi dan menyebabkan kesakitan pada manusia. Atau dia mendapat bakteri resisten dari pasien lain,” kata Harry saat diskusi daring, Selasa.

Tak hanya itu, Harry juga menjelaskan bahwa ada juga hal-hal yang mudah membuat seseorang terluka. Misalnya, gula darah tinggi, atau menjalani operasi yang rumit dan menggunakan banyak alat kesehatan.

Kondisi tertentu dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi. Misalnya, orang lanjut usia, ibu hamil, orang dengan penyakit penyerta, atau anak-anak.

“Ada risiko juga yang membuat infeksi itu mudah terjadi. Kalau kadar gulanya tinggi, teknik operasinya susah, lama, berdarah-darah. Justru makin banyak dijahit, benda asingnya makin banyak, timbul risiko mudah infeksi,” katanya.

“Risikonya bisa dikendalikan. Karena usianya misalnya. Usia lanjut mudah terkena infeksi dibandingkan dengan usia muda. Ibu hamil, itu mudah. Anak-anak dan punya komorbid juga demikian. Operasi emergency juga mudah sekali timbul luka infeksi dibandingkan dengan yang direncanakan,” sambungnya.

Ciri-ciri luka operasi yang terinfeksi
Lebih lanjut, Harry menjelaskan jika luka tersebut tidak mengalami infeksi, luka tersebut akan sembuh dalam waktu 10 hari. Namun, jika mengalami infeksi, luka akan terasa nyeri pada hari ketiga setelah operasi.

Baca Juga: Asupan protein dan gaya hidup aktif dapat mencegah sarkopenia

“Luka operasi itu kalau tidak mengalami infeksi, dia akan sembuh dalam waktu 10 hari. Berapapun panjangnya luka operasi, dia akan sembuh sendiri. Ciri-ciri luka yang mengalami infeksi, biasanya pada hari ke-3 dia mulai terjadi nyeri di sekitar luka. Kemudian mulai bengkak,” paparnya.

“Dilanjutkan juga dengan muncul kemerahan. Nanti hari ke-4 dan ke-5 jahitannya mulai kebuka sedikit-sedikit. Kemudian keluarlah nanah dari luka itu. Nah kalau sudah keluar nanah pasti sudah infeksi. Pasti penyebab infeksi pada luka adalah bakteri. Hanya jenis bakterinya yang harus diperiksa,” imbuhnya.

Bakteri ini harus diuji untuk antibiotik yang tepat untuk mengobati infeksi. Sebab, kata Harry, saat ini belum ada satu antibiotik pun yang bisa mengobati semua jenis bakteri.

“Karena tiap masing-masing bakteri punya tingkat resistensi sendiri-sendiri. Punya kecocokan antibiotik sendiri-sendiri. Tidak semua antibiotik cocok. Belum ada satu antibiotik yang bisa menyembuhkan semua bakteri,” pungkasnya. (Slmn/Antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *