Buper Regaloh Perhutani mengudang Investor untuk Pengembangan Wisata 

jurnalindo.com, Pati – Bumi Perkemahan (Buper) yang berada di Desa Regaloh Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati menjadi tempat perkemahan paling megah saat itu. Tetapi sekarang berbalik arah 180 derajat.

Dalam hal ini dapat dilihat sepinya pengunjung dikarenakan kondisi tempat dan fasilitas masih sama seperti yang dulu. Hal ini menjadikan pihak pengelola harus melakukan tindakan pengembangan lokasi tersebut.

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati Melalui Wakil Ketua Administrasi Perhutani Pati Wilayah Selatan, Joko Wahano menjelaskan sejauh ini yang dilakukan adalah membuka investor sebanyak-banyaknya guna membangkitkan gairah pengunjung untuk berwisata di Buper Regaloh.

Selanjutnya, dirinya menambahkan sudah ada investor yang bergabung tatapi baru satu yang bersedia bekerjasama untuk pengembangan Buper.

“Memang untuk itu, kita butuh pendanaan besar mas, makanya kita sangat membuka keran investor perihal itu. Saat ini baru 1 investor yang masuk mas, saya lupa namanya, kalau nggak salah koperasi kayaknya. Investor kami buka untuk kerjasama agar bermanfaat bagi masyarakat,” terang Wahono saat dihubungi jurnalindo lewat saluran telepon.

Berdasarkan informasi tersebut, pihak mencoba membantah bahwa Buper Regaloh telah vakum dan tutup. Dirinya menyatakan hingga saat ini Buper masih terbuka untuk kunjungan wisata.

Tetapi, dia mengakui bahwa tempat Buper itu sepi pengunjung, sehingga menjadikan kawasan Buper tersebut berkesan tertutup.

“Bukan mas, kita masih tetep buka, hanya saja memang sepi, kalau misalkan ada yang menyewa, iya kita tetap boleh-boleh saja mas,” terangnya.

Selain itu, pihaknya melakukan penanaman pohon durian sebanyak 163 di area bagian pinggir Buper tersebut ketika waktu HUT perhutani. Dengan tujuan meningkatkan kembali daya tarik wisatawan. Dan tentunya dijadikan tempat wisata agroforestri.

“Dalam HUT Perhutani yang lalu kita telah mencoba melakukan penanaman pohon durian di lokasi tersebut, duku itu ada 163 pohon. Semoga kedepannya bisa jadi wisata edukasi agroforestri,” pungkasnya. (Juri/Slmn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *