Inilah kekuatan kedua tim Kanada vs Maroko di Piala Dunia 2022

JurnalIndo.com – Jakarta, 01/12 – Maroko dengan semangat akan berupaya mencapai sistem knovkout Piala Dunia pertamanya dalam hampir 40 tahun jika mereka mengalahkan atau seri Kanada dalam pertandingan terakhir Grup F pada Kamis malam.

Maroko mencetak kemenangan Piala Dunia pertamanya sejak 1998, mengalahkan peringkat kedua Belgia 2-0 di pertandingan kedua. Kemenangan tunggal ini menimbulkan kehebohan, bahkan kerusuhan, di Brussel.

Sekarang Maroko akan menghadapi ujian terakhir melawan Kanada, yang akan mengincar kemenangan pertama mereka dalam sejarah turnamen setelah mengikuti Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam 36 tahun.

Baca Juga: Inilah Statistik dan Prediksi jelang Piala Dunia 2022 Qatar, Kroasia vs Belgia

Menang atau seri akan mengembalikan Maroko ke 16 besar seperti di Piala Dunia 1986. Jika Kanada menang, Maroko membutuhkan Belgia untuk mengalahkan Kroasia di sisa pertandingan Grup F untuk lolos ke babak 16 besar itupun dengan selisih gol yang besar.

“Jika kami lolos ke babak knockout, saya kira kami akan kian berbahaya saja,” kata manajer Maroko Walid Regragui seperti dikutip Reuters.

Maroko secara tak terduga mengganti penjaga gawang pada saat-saat terakhir sebelum kickoff melawan Belgia ketika Munir El Kajoui masuk menggantikan Yassine Bounou.

Dokter tim mengatakan Bounou merasa pusing tetapi akan bugar saat menghadapi Kanada.

Kanada tersingkir setelah kalah dalam dua pertandingan pembukanya, masing-masing melawan Belgia dan Kroasia, tetapi berhasil mencetak gol Piala Dunia pertamanya kala menghadapi Kroasia.

Baca Juga: Laga Hidup dan Mati Belgia, Begini skenario kedua Tim

Mengingat sudah tidak ada lagi yang dipertaruhkan dalam turnamen ini, Kanada akan berusaha meninggalkan turnamen ini dengan kepala tegak. Caranya, mengalahkan Maroko dalam laga terakhirnya.

Kemenangan ini juga bakal dikenang pantas untuk negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama Amerika Serikat dan Meksiko.

Saat itu peserta Piala Dunia sudah tak lagi 32 tim, melainkan sudah 48 negara. Mereka tak ingin bernasib seperti Qatar, hanya sukses menyelenggarakan turnamen tapi tidak dalam pertandingan.

Dan kemenangan atas Maroko menjadi langkah pertama untuk memberi isyarat mereka tak akan seperti Qatar.

(Ara/Ari)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *