News  

Setelah Kecelakaan Di Kualifikasi, Hamilton Minta Maaf Ke Mercedes

jurnalindo.com – Setelah sang juara dunia tujuh kali menabrakkan mobilnya di pagar pembatas Red Bull Ring, Lewis Hamilton meminta maaf kepada Mercedes yang disambut sejumlah pendukung tuan rumah tim rival, saat kualifikasi, Jumat.

Pada sesi terakhir kualifikasi untuk sprint race itu, Rekan satu tim sang pebalap Inggris, George Russell juga menabrak pagar pembatas tapi bakal start dari P5.

“Benturan yang keras, tapi saya baik-baik saja,” kata Hamilton yang bakal start dari P10 itu seperti dikutip Reuters.

“Saya sangat kecewa dengan diri saya, pada akhirnya, dan saya minta maaf kepada tim. Setiap orang yang bekerja keras membangun mobil ini dan saya tidak pernah suka membawanya pulang dengan (kondisi) rusak.

“Kami sedang bertarung untuk tiga besar saya rasa, dan saya tidak memiliki jawaban atas hal itu. Saya kehilangan kendali bagian belakang di tikungan tujuh dan seperti itulah.”

Hamilton merasa terdorong dengan performa mobilnya di sisi lain dan berharap pada Sabtu nanti memperbaiki posisinya di sprint race sepanjang 24 putaran.

Bos tim Mercedes Toto Wolff, yang mendapati kedua pebalapnya tampil dengan mobil yang memantul-mantul di paruh pertama musim, mengatakan Hamilton dan Russell tak perlu menyesal.

“Kami telah memberi mereka mobil yang di bawah par untuk 10 balapan secara beruntun dan mereka sekarang mulai naik dan kami mampu membalap di depan, dan kehilangan kendali mobil itu bisa saja terjadi,” kata Wolff.

“Saya lebih memilih memiliki mobil yang kencang dan di kualifikasi seperti ini ketimbang tidak memiliki kecepatan dan tak mampu bertarung di empat besar.”

Wolff mengatakan hal itu seharusnya tidak terjadi menyikapi sorakan pendukung Max Verstappen di sirkuit yang dimiliki tim rival Red Bull itu.

“Kita harus bicara soal para fan yang bersorak ketika sebuah mobil menabrak pagar, atau mencemooh pebalap yang sedang diwawancara, itu bukanlah hal yang pantas kita lakukan kepada kompetitor dan musuh meskipun Anda bisa berpendapat bahwa kami juga memiliki rasa permusuhan,” kata Wolff.

“Tidak seorang pun harus melakukan itu… kita perlu bersama-sama dengan F1 untuk mengedukasi masyarakat.”
(ara/iva)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *