Usulan Kontroversial: Jokowi Sebagai Calon Ketua Umum Golkar Periode 2024-2029

Sebuah usulan mengejutkan mengemuka dalam internal Partai Golkar, di mana Presiden Joko Widodo diusulkan untuk menggantikan Airlangga ( Sumber foto : Radar Lombaok)
Sebuah usulan mengejutkan mengemuka dalam internal Partai Golkar, di mana Presiden Joko Widodo diusulkan untuk menggantikan Airlangga ( Sumber foto : Radar Lombaok)

Jurnalindo.com, – Sebuah usulan mengejutkan mengemuka dalam internal Partai Golkar, di mana Presiden Joko Widodo diusulkan untuk menggantikan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar untuk periode 2024-2029. Meskipun terkesan sebagai langkah yang menarik, usulan ini tidak serta-merta mendapat sambutan positif dari semua pihak di dalam partai.

Para kader Golkar yang mendukung usulan ini menganggap bahwa Jokowi, meskipun bukan secara resmi menjadi bagian dari Golkar, telah lama terlibat dalam asosiasi pengusaha di bawah naungan partai tersebut pada masa Orde Baru. Mereka berpendapat bahwa Jokowi memiliki rekam jejak yang konsisten dengan ideologi karya kekaryaan yang dianut oleh Golkar.

Ridwan Hisjam, anggota Dewan Pakar Partai Golkar, adalah salah satu yang mendukung usulan tersebut. Menurutnya, Jokowi memenuhi kriteria untuk memimpin Golkar, terutama karena Jokowi telah menunjukkan komitmen terhadap ideologi partai tersebut selama pemerintahannya. Ridwan mengakui bahwa usulan ini mungkin bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar, namun ia berpendapat bahwa sejarah partai harus dilihat secara komprehensif.

Namun, di sisi lain, tidak semua kader Golkar merespons positif terhadap usulan ini. Sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar menegaskan dukungan mereka kepada Airlangga Hartarto untuk tetap memimpin partai. Mereka menganggap bahwa Airlangga telah sukses membawa partai meraih kemenangan pada Pemilu 2024 dan layak untuk kembali memimpin partai.

Sementara itu, Airlangga sendiri meminta semua pihak untuk menunggu musyawarah nasional pada Desember 2024 sebelum membuat keputusan. Ia mengatakan bahwa semua akan tergantung pada hasil musyawarah tersebut.

Usulan ini menimbulkan perdebatan panas di kalangan kader Golkar, dengan masing-masing pihak memiliki argumen dan alasan mereka sendiri. Meskipun begitu, keputusan akhir akan ditentukan melalui musyawarah nasional, di mana suara semua pemangku kepentingan dalam partai akan dihormati dan dipertimbangkan secara serius. (Kompas/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *