Jurnalindo.com, – Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyampaikan sindiran tajam terhadap calon presiden lain yang lebih mengutamakan program internet gratis daripada makan siang gratis dalam orasinya di Qubu Resort, Pontianak, Kalimantan Barat, pada Sabtu (20/1).
Prabowo, yang sedang mengadakan orasi politik di hadapan ribuan warga, memulai dengan mengajukan pertanyaan sederhana kepada masyarakat sekitar. “Saya tanya ke rakyat, lebih penting makan atau internet?” tanya Prabowo.
Suaranya dijawab dengan tegas oleh warga Pontianak yang berseru, “Makan, makan.”
Tanpa menunggu lama, Prabowo melanjutkan sindirannya terhadap calon presiden yang dinilainya memprioritaskan internet gratis daripada makan gratis. Ia menyatakan bahwa orang yang berpendapat bahwa rakyat tidak butuh makan siang gratis adalah orang dengan otak yang agak lamban. Prabowo menilai bahwa orang semacam itu tidak layak memimpin bangsa.
“Orang yang bilang rakyat enggak minta makan itu anaknya saya kira otaknya agak… agak lamban. Kalau orang otaknya enggak jalan, ya jangan jadi pemimpin,” tegas Prabowo.
Prabowo kemudian menggarisbawahi pentingnya program makan siang gratis, yang menurutnya sudah diadopsi oleh 76 negara di seluruh dunia. Ia juga mengungkapkan bahwa ada 5 negara lain yang berencana ikut membuat program serupa.
“Saudara-saudara sekalian, sudah ada 76 negara di seluruh dunia yang memberikan anak-anaknya makan siang, dan sudah ada 5 negara lain yang rencana akan memberikan makan segera. Jadi, kita harus cepat-cepat,” ungkapnya.
Prabowo menekankan bahwa program makan siang gratis sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak Indonesia. Ia berpendapat bahwa makanan bergizi adalah kunci agar anak-anak tumbuh dengan kuat, baik dari segi otot, tulang, maupun kecerdasan otak.
Pernyataan Prabowo ini menjadi bagian dari dinamika pemanasan politik menjelang Pemilihan Umum 2024. Sementara ia menyuarakan pentingnya kebijakan kesejahteraan rakyat, sindirannya terhadap kebijakan calon presiden lain juga menjadi sorotan dalam perdebatan politik di Indonesia. (Nada/Kumparan)