PDI-P: Jokowi Tidak Akan Menjadi Pemimpin Politik Lagi di Masa Mendatang

Jakarta, 8 Maret 2024 - Laporan Indonesia Police Watch (IPW) terhadap Ganjar Pranowo atas dugaan gratifikasi atau suap cashback asuransi diduga (Sumber foto : Detik.com)
Jakarta, 8 Maret 2024 - Laporan Indonesia Police Watch (IPW) terhadap Ganjar Pranowo atas dugaan gratifikasi atau suap cashback asuransi diduga (Sumber foto : Detik.com)

Jurnalindo.com, – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menanggapi usulan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, yang menginginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi pemimpin koalisi partai politik setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden.

Menurut Ketua DPP PDI-P, Andreas Hugo Pareira, pemimpin politik formal maupun substansial akan berubah di masa mendatang, terlepas dari hasil kontestasi Pilpres. Pareira menyatakan bahwa secara politis, baik secara formal maupun substansial, Jokowi tidak akan menjadi pemimpin politik lagi di masa yang akan datang.

“Kita semua sudah tahu kan, bahwa ke depan pemimpin politik formalnya maupun secara substansi itu juga akan berubah siapa pun yang menang di dalam kontestasi Pilpres, pasti berubah,” ujar Andreas dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Kamis (14/3/2024).

Lebih lanjut, Pareira menilai usulan Grace Natalie sebagai bagian dari upaya untuk tetap eksis dalam dunia politik. Menurutnya, usulan tersebut merupakan kelanjutan dari berbagai isu kontroversial seperti 3 periode, perpanjangan jabatan, hingga perkara hukum di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Kalau saya melihat ini, ini bagian jilid berikut dari upaya cawe-cawe yang dilakukan supaya tetap eksis dalam dunia politik,” tambahnya.

Dalam tanggapannya terhadap pertanyaan presenter KompasTV, Radi Saputro, mengenai pengembalian Kartu Tanda Anggota (KTA) oleh Jokowi sebagai kader PDI Perjuangan, Pareira menyatakan bahwa hal tersebut tidaklah penting bagi Jokowi. Menurutnya, Jokowi tidak pernah memedulikan formalitas dalam organisasi.

“Kalau itu sebenarnya buat Pak Jokowi tidak penting, dia enggak pernah peduli dengan soal formalitas, soal etik dan moral di dalam berorganisasi, dia nggak peduli, makanya sebenarnya tidak penting juga untuk bicara itu, karena buatnya nggak penting,” jelas Pareira.

PDI-P berharap bahwa secara formal, meskipun substansialnya sudah berada pada posisi lain dalam proses sebelum kampanye, saat kampanye, dan saat ini. Oleh karena itu, menurut Pareira, tidak relevan lagi untuk membicarakan formalitas dan etika berorganisasi dalam hal Jokowi.

Dengan pernyataan ini, PDI-P menegaskan pandangan politiknya dan menyatakan bahwa Jokowi tidak akan menjadi pemimpin politik lagi di masa yang akan datang, baik secara formal maupun substansial. (Kompas/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *