Kontroversi Absennya Jokowi dari Rumah Megawati di Hari Raya Idulfitri: Apa Sebabnya?

Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meski tidak hadir secara langsung, tetap menyampaikan salamnya kepada (Sumber foto : Kompas)
Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meski tidak hadir secara langsung, tetap menyampaikan salamnya kepada (Sumber foto : Kompas)

Jurnalindo.com, – Ketika tradisi bersilaturahmi di Hari Raya Idulfitri menjadi momen penting untuk menyatukan ikatan, absennya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memunculkan beragam spekulasi. Peristiwa ini memperkuat dugaan akan adanya keretakan hubungan antara keduanya.

Namun, alasan di balik absennya Jokowi dari rumah Megawati pada Lebaran tahun ini ternyata cukup sederhana. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, menjelaskan bahwa kehadiran Jokowi terhalang oleh jadwal padat yang mengharuskannya berkunjung ke tempat lain.

Ngabalin menegaskan bahwa hal ini semata-mata karena keterbatasan waktu. Jokowi memiliki agenda silaturahmi dengan keluarga, termasuk anak, cucu, dan mantu, yang juga tidak dapat berkunjung ke Jakarta karena kesibukan masing-masing. Oleh karena itu, Jokowi memilih untuk berkumpul dengan mereka di tempat lain, seperti yang terjadi dengan kunjungannya ke Medan untuk bertemu dengan Bobby Nasution, Kahiyang Ayu, dan cucu-cucunya.

Sebelumnya, Jokowi selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan ketua umum partainya di Hari Raya Idulfitri. Namun, kali ini, jadwal keduanya tidak bersinggungan, menyebabkan absennya kunjungan Jokowi ke rumah Megawati.

Hal ini tidak berarti bahwa hubungan antara keduanya mengalami ketegangan. Jokowi dan Megawati sama-sama menggelar acara open house, meskipun di lokasi yang berbeda. Jokowi menyambut para tamu di Istana Kepresidenan sementara Megawati mengundang keluarga besar dan kerabat dekatnya di rumahnya.

Dalam perayaan Idulfitri kali ini, meskipun ada perbedaan dalam jadwal kunjungan, kedua pemimpin tersebut tetap menjalankan tradisi penyambutan tamu dan silaturahmi, menunjukkan bahwa meskipun berbeda di satu aspek, mereka masih memiliki kepedulian yang sama terhadap masyarakat dan tradisi kebersamaan yang dijunjung tinggi dalam masyarakat Indonesia. (Tribunmedan/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *