Kehadiran TNI di Kampus Kembali Disorot, Pengamat: Ini Deja Vu Orde Baru

Sumber foto ; Kompas.com
Sumber foto ; Kompas.com

Jurnalindo.com, – Fenomena kehadiran Tentara Nasional Indonesia (TNI) di lingkungan kampus kembali menjadi sorotan publik dan memicu kekhawatiran sejumlah pihak. Para pengamat menyebutnya sebagai sinyal kemunduran demokrasi dan deja vu masa Orde Baru, ketika militer memainkan peran dominan di wilayah sipil, termasuk institusi pendidikan tinggi.

Kritik Pengamat: Mengingatkan pada Orde Baru

Peneliti Senior Imparsial sekaligus Ketua Centra Initiative, Al Araf, menyebut kehadiran TNI di kampus bukanlah hal baru. Menurutnya, peristiwa serupa pernah terjadi pada era 1970-1980-an di bawah pemerintahan Presiden Soeharto.

“Militer masuk di wilayah kampus pernah terjadi pada era Orde Baru. Waktu itu ada peristiwa tentara masuk ke kampus ITB pada tahun 70-80-an,” kata Al Araf, Minggu (20/4/2025).

Kini, lanjutnya, peristiwa itu kembali terulang. Al Araf menilai hal ini sebagai bentuk kemunduran dalam tata kelola pertahanan dan kehidupan demokrasi Indonesia.

“Ini menjadi preseden buruk dan mundur ke belakang kita dalam konteks tata kelola pertahanan, di mana militer masuk kembali ke wilayah kampus,” ujarnya.

Pengamat ISESS: Inisiatif Lapangan yang Kebablasan

Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai bahwa keterlibatan TNI di kampus lebih disebabkan oleh inisiatif individu di lapangan yang kelewat batas.

“Saya melihatnya lebih sebagai indikasi adanya inisiatif lapangan yang kebablasan, bukan kebijakan sistemik,” kata Khairul kepada Kompas.com.

Ia mengingatkan agar pimpinan TNI segera memberikan penjelasan dan evaluasi terhadap aktivitas anggota di wilayah sipil, untuk mencegah kesan intimidasi dan pelanggaran batas kewenangan.

Lima Peristiwa TNI Masuk Kampus yang Menjadi Sorotan

Sejak Maret 2025, sedikitnya lima peristiwa keterlibatan TNI di lingkungan kampus terekam oleh media dan lembaga pengawas kebebasan sipil:

  1. 24 Maret – Banyumas
    BEM Universitas bertemu Kodim 0701 Banyumas pasca aksi protes RUU TNI.

  2. 25 Maret – Merauke
    Surat permintaan data mahasiswa Papua oleh Kodim 1707/Merauke memicu keresahan.

  3. 26 Maret – Denpasar
    Kerja sama resmi TNI dan Universitas Udayana disorot publik.

  4. 14 April – Semarang
    Diskusi di UIN Walisongo bertema “Fasisme Mengancam Kampus” didatangi anggota TNI yang meminta data panitia secara rinci.

  5. 16 April – Depok
    Anggota TNI hadir di UI saat berlangsungnya Konsolidasi Nasional Mahasiswa, yang belakangan viral di media sosial.

Respons TNI: Tidak Ada Intimidasi, Ini Narasi yang Dibuat

Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, membantah tudingan bahwa kehadiran aparat di kampus sebagai bentuk intimidasi. Menurutnya, persepsi tersebut hanyalah upaya segelintir pihak untuk merongrong pemerintah.

“Menurut saya, ada pihak yang ingin merongrong pemerintah dengan memojokkan TNI dan mahasiswa,” kata Kristomei, Jumat (18/4/2025).

Ia juga menegaskan bahwa kedatangan TNI di UI pada 16 April adalah atas undangan mahasiswa, bukan atas inisiatif TNI sendiri.

“TNI tidak mengawasi diskusi. Narasi itu dibuat-buat. Bahkan tentara datang karena diundang dan hanya ngobrol santai,” tegasnya.

Kristomei membantah keras bahwa fenomena ini merupakan upaya untuk menghidupkan kembali dwifungsi ABRI seperti di masa Orde Baru.

“Kalau ada yang mengaitkan ini dengan dwifungsi ABRI, itu penilaian yang sangat berlebihan,” ujar Kristomei. (Kompas.com/Nada)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *