Adakah Dalil Yang Mengatur Penggunaan Pengeras Suara?

jurnalindo.com – Selain berhubungan dengan Allah, islam juga mengatur hubungan yang berkaitan dengan sesama manusia. Bahkan ada beberapa ibadah yang rusak akibat yang ditimbulkan dari hubungan yang buruk dengan sesama manusia.

Mengajak orang lain melakukan ibadah itu baik, namun demikian ajakan itu pun harus dilakukan dengan cara-cara yang baik. Termasuk dalam hal ini adalah penggunaan pengeras suara atau mikrofon di tempat ibadah seperti masjid dan musalla.

Kejadian yang sempat membuat heboh kaum muslim beberapa hari belakangan ini, viral video Menteri Agama Kita, Yaqut Cholil Qoumas yang membandingkan suara adzan seakan-akan seperti suara anjing. Beberapa potongan video itupun sukses dibagikan oleh sekian ribu pengguna media online seperti facebook.

Lebih lanjut, tahukah Anda dalil argumentasi tentang pengeras suara?

Salah satunya Kitab I’lâmul Khâsh wal ‘Âmm bi Anna Iz’âjan Nâsi bil Mikrûfûn Harâm (Pemberitahuan Bagi Orang Pintar dan Orang Awam Bahwa Mengganggu orang Lain dengan Mikrofon Hukumnya Haram) karya ​​​​​​Sayyid Zain bin Muhammad bin Husain Alydrus, Dosen Universitas Al-Ahgaf Yaman.

Dalil pertama adalah ayat berikut:

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ

Artinya, “Ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Surat Al-A’raf ayat 205).

Dalil kedua, yakni berdasarkan Hadist Nabi Muhammad SAW mengenai pengeras suara luar mengganggu konsentrasi ibadah dan aktifitas orang lain, kenyamanan orang yang sedang istirahat, dan orang yang sedang sakit. Padahal mengganggu orang lain hukumnya tidak boleh, baik secara nash maupun ijmak ulama. Nabi saw bersabda:

مَنْ ضَارَّ أَضَرَّ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ شَاقَّ شَاقَّ اللَّهُ عَلَيْهِ

Artinya, “Siapa saja yang mengganggu orang lain maka Allah akan mengganggunya; dan siapa saja yang memberatkan orang lain maka Allah akan memberatkannya. (HR Ibnu Majah dan ad-Daraquthni). Dikutip dari laman NU Online.com

Selain ayat serta Hadist diatas juga masih ada legi beberapa kritikan terhadap pemggunaan pengeras suara yang berlebih. Pada intinya ibadah kita jika dirasa lemah maka berusaha agar terus diperbaiki, tidak perlu melibatkan apalagi mengganggu aktifitas orang lain. Jika Kita beribadah maka Allah maha tahu. Namun jika mengajak orang alin untuk beribadah dirasa dapat meningkatkan semangat beribadah, maka ajaklah dengan cara yang baik.

Terlepas dari komentar viral yang memecah konsentrasi tersebut, ada suatu perkataan yang penulis soroti begitu apik yakni tulisan Kyai Mustofa Bisri asal Rembang, atau yang umum dikenal dengan Gus Mus, melalui akun instgram s.kakung, beliau menuturkan:

“Tidak semua orang bisa berfikir sepertimu”

Dalam hal ini, walaupun penulis tidak tahu benar apa makna serta tujuanya, namun berfikir seperti Beliau bisa menjadi solusi.

Untuk menghindari dari terjadinya persoalan-persoalan yang tidak diinginkan, apalagi jika ditambah bahwa status orang tersebut adalah orang yang berpengaruh atau mempunyai masa, maka bertindak hati-hati serta teliti adalah hal yang paling selamat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *