jurnalindo.com – Bagi sebagian orang yang memiliki hutang, tentu ada perasaan tidak nyaman sehingga seringkali terasa ada beban yang terus mengganjal. Lebih dari itu, bahkan sebagian orang yang masih mempunyai tanggungan hutang merasa tidak nyaman makan bahkan tidurnya.
Fenomena dalam berhutang dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Ada yang berhutang untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan. Ada juga yang berhutang bukan sebab memenuhi kebutuhan seperti gaya hidup yang boros, faktor gengsi dan lainya.
Dalam hal ini, berhutang yang dilakukan dengan faktor benar-benar butuh berbeda dengan berhutang yang dilakukan sebab memenuhi gaya hidup yang cenderung hedon, tidak mau susah.
Faktanya, dalam berhutang ada yang bisa melunasinya setelah uang terkumpul, ada juga yang tidak dapat melunasinya walaupun sudah benar-benar menyisihkan sebagian uangnya.
Banyak yang sampai meminta bantuan keluarga atau orang lain dalam melunasi hutang. Bahkan, ada juga yang terpaksa menjual beberapa barang yang dimilikinya untuk dapat melunasi tanggungan tersebut.
Terlepas dari apapun, siapa pun yang memiliki hutang tentu ingin segera terbebas dari hutangnya. Sebab, utang adalah beban dan harus dilunasi sampai kapan pun kecuali dibebaskan peminjamnya. Jika tidak diselesaikan di dunia, urusan hutang akan dibawa sampai akhirat.
Dapat membayar hutang merupakan sebuah nikmat besar dari Allah yang harus disyukuri oleh orang yang berutang. Pembayaran hutang merupakan anugerah ilahi yang melapangkan dan melegakan pikiran bagi orang yang berhutang.
Oleh sebab itu, ketika seseorang sudah mampu membayar hutang, dianjurkan untuk mengucapkan terimakasih kepada orang yang sudah bersedia menghutangi.
Orang yang berhutang juga dianjurkan untuk mendoakan keberkahan bagi orang yang memberikan hutang lho!
Berikut ini adalah doa yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Rabi’ah ra, dilansir dari NU Online.com
بَارَكَ اللهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ
Bārakallāhu laka fī ahlika wa mālika.
Artinya: “Semoga Allah memberkatimu pada keluarga dan hartamu.” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 407).
Berterimakasih serta mendoakan orang yang telah menghutangi adalah adab yang dilakukan untuk menyenangkan kedua belah pihak tentunya. Orang yang memberikan hutang akan merasa senang dapat membantu orang lain serta memberikan kesan jika bantuanya dihargai, sedangkan bagi orang yang berhutang sendiri adalah sebagai bentuk rasa terimakasih serta pendidikan untuk diri sendiri dalam melatih sikap yang baik.