Gaya hidup aktif untuk cegah Osteoporosis dapat di lakukan sejak dini

jurnalindo.com, Jakarta – Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat dan aktif untuk mencegah osteoporosis yang dapat diharapkan sejak dini.

Ketua Tim Kerja Kesehatan Olahraga Kementerian Kesehatan, dr Ari Setyaningrum, Sp.KO di Jakarta, Kamis.

Ari menjelaskan, osteoporosis merupakan penyakit tidak menular yang tidak hanya membebani perekonomian, tetapi juga menurunkan produktivitas kerja karena pengobatan bagi penderita osteoporosis umumnya membutuhkan waktu yang lama.

Baca Juga: Psikiater Fakultas Kedokteran UI bahwa menopause dapat mengganggu mental wanitaBaca Juga: Psikiater Fakultas Kedokteran UI bahwa menopause dapat mengganggu mental wanita

Dia menjelaskan ada sejumlah langkah yang bisa diterapkan demi menjaga kesehatan tulang, yakni meningkatkan aktivitas fisik lewat olahraga yang benar, terukur dan teratur. Olahraga dapat dilakukan minimal 30 menit per hari sebanyak tiga sampai lima kali setiap pekan.

“Olahraga meliputi aerobik, latihan kekuatan, kelenturan dan keseimbangan. Ini perlu dilakukan agar dapat mengoptimalkan kondisi fisik,” jelas Ari.

Selanjutnya adalah diet sehat yang kaya nutrisi demi kesehatan tulang. Ia meminta masyarakat untuk mengonsumsi makanan dengan zat yang menyehatkan tulang seperti kalsium, protein, vitamin dan mineral serta magnesium yang penting untuk kesehatan tulang.

Mendapatkan paparan matahari yang cukup demi mendapatkan vitamin D juga penting, serta menghindari konsumsi alkohol dan rokok.

Individu yang sudah punya faktor risiko diminta lebih waspada, seperti faktor usia, riwayat keturunan dan penggunaan obat-obatan jangka panjang tertentu.

“Kita harus segera mendeteksi dini untuk pencegahan,” kata dia.

Baca Juga: Tahukah Kamu Jika Wanita Memerlukan Kebutuhan Nutrisi Yang Berbeda Pada Setiap Jenjang Usia?

Ari juga berpesan kepada masyarakat untuk menjaga dan mempertahankan berat badan sebagai upaya pencegahan.

Hari Osteoporosis Dunia yang dirayakan pada 20 Oktober, kata Ari, harus jadi pengingat untuk mencegah dan mengendalikan osteoporosis bersama-sama.

“Osteoporosis iniĀ silent disease, jadi kita perlu lakukan upaya bersama mitra dan pemangku kepentingan terkait untuk mencegah dan mengendalikannya,” ujar dia. ( Ara/Amnan )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *