Presiden Jokowi sebut progres pembangunan kereta cepat 88,8 persen

jurnalindo.com – Bandung, 13/10 – Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 88,8 persen, saat mengunjungi Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis.

 

Menurutnya, kereta cepat pertama di kawasan Asia Tenggara akan beroperasi sekitar Juni 2023.

 

Ia juga tidak memungkiri bahwa pandemi COVID-19 membuat pembangunan agak terlambat.

 Baca Juga: Dinkes DKI tetap perkuat tes meski kasus COVID-19 melandai

“Kita berharap transportasi orang dan barang semakin cepat dengan adanya Jakarta Bandung Express, dan daya saing kita juga semakin kuat,” kata Jokowi.

 

Presiden menyebut kendala yang terjadi dalam proses konstruksi, khususnya saat membangun dua terowongan, tepatnya di Terowongan 2 dan Terowongan 11, dan menurutnya, kondisi tanah di daerah tersebut membuat sulit untuk dibangun.

 

“Sebenarnya sangat sulit untuk mengontrol tanah, tapi alhamdulillah sekarang sudah selesai,” kata Jokowi.

 

Menurut dia, kereta cepat yang akan segera hadir di Indonesia ini diharapkan dapat membawa banyak titik ekonomi baru, mulai dari wilayah Jakarta hingga Kabupaten Bandung.

 

Selain itu, ia berharap dengan adanya kereta ekspres ini nantinya akan membuat transportasi semakin terkoneksi, baik dengan pelabuhan, bandara, maupun moda transportasi lainnya.

“Itu sudah menjadi gagasan besar di ASEAN (Asia Tenggara) agar konektivitas negara-negara ASEAN ini tersambungkan secepat-cepatnya dalam rangka daya saing ASEAN,” kata dia.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung diperkirakan mampu melaju hingga kecepatan 350 kilometer per jam dan akan memangkas waktu tempuh dari Jakarta ke Bandung menjadi 40 menit dari sebelumnya tiga jam.

Baca Juga: Menlu RI dan Menkes Ethiopia bahas vaksinasi global COVID

Proyek ini memiliki panjang trase 142,3 kilometer dengan tipe struktur elevated sepanjang 82,7 kilometer dan sisanya berupa 13 tunnel dan subgrade. Kereta cepat ini akan berhenti di empat stasiun sepanjang lintasan, yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar (Bandung).

Saat awal pembangunan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini adalah sebesar 6,07 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp85,41 triliun.

(ara/rido)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *