Peluang Pilpres Satu Putaran Menguat dengan Kemungkinan Jokowi ‘Turun Gunung’

Presiden Joko Widodo memberikan tanggapan terkait isu menteri-menteri yang akan mengundurkan diri dari kabinetnya menjelang Pemilihan Presiden 2024. Jokowi (Sumber foto : SinPo.id)
Presiden Joko Widodo memberikan tanggapan terkait isu menteri-menteri yang akan mengundurkan diri dari kabinetnya menjelang Pemilihan Presiden 2024. Jokowi (Sumber foto : SinPo.id)

Jurnalindo.com, – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kejutan dengan membuka peluang untuk aktif dalam kampanye dan pemenangan salah satu pasangan calon dalam Pemilihan Presiden 2024. Pernyataan ini memberikan harapan bagi wacana Pilpres satu putaran, meskipun hasil survei terkini masih menunjukkan kecenderungan yang belum cukup kuat.

Hasil survei terbaru dari The Economist yang diperbarui pada Jumat (26/1/2024) menunjukkan bahwa pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, hanya berhasil mengumpulkan 47% untuk tingkat elektabilitas. Angka ini bahkan menurun dari sebelumnya yang mencapai 50%. Meskipun masih memimpin, namun elektabilitas pasangan ini belum melewati angka 50%, yang menjadi ambang batas kemenangan dalam satu putaran.

Survei ‘Indonesia Election 2024’ dari The Economist juga menunjukkan persentase elektabilitas yang sama, yaitu 24%, bagi pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md dan pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Meskipun beberapa survei menunjukkan Prabowo-Gibran belum mencapai angka elektabilitas di atas 50%, langkah Presiden Jokowi untuk ‘turun gunung’ dan mendukung pasangan calon nomor urut 2 bisa menguatkan potensi Pilpres dihelat dalam satu putaran. Jokowi menjelaskan bahwa presiden memiliki hak untuk berkampanye pada tahun politik pemilihan umum.

“Setiap menteri [haknya] sama saja, [bahkan] Presiden itu boleh loh kampanye. Presiden itu boleh loh memihak. Boleh. Namun, yang paling penting waktu kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara. Jadi, boleh,” ujar Jokowi kepada wartawan.

Meskipun belum menegaskan dukungannya pada salah satu pasangan calon, pernyataan Jokowi ini langsung menarik perhatian dan memicu berbagai respons. Ganjar Pranowo, salah satu calon presiden, bahkan menyatakan bahwa Presiden Jokowi punya hak untuk menentukan pilihan politiknya dan pernyataan tersebut patut dihormati.

Namun, banyak pihak yang menilai langkah ‘turun gunung’ Jokowi harus mempertimbangkan etika dan moral politik. Terlepas dari kontroversi, keputusan Jokowi memiliki potensi untuk membuka peluang Pilpres satu putaran, terutama karena elektabilitas pasangan nomor urut 2 yang relatif di bawah 50%.

Walaupun belum ada kepastian, langkah ‘turun gunung’ Jokowi, yang memiliki pengaruh yang sangat populer menurut The Economist, bisa menjadi elemen kunci dalam memperkuat potensi Pilpres satu putaran. Meskipun hasil survei belum menunjukkan elektabilitas yang meyakinkan, tetapi langkah Jokowi memberikan warna baru pada dinamika Pilpres 2024. (Bisnis.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *