Harapan Pertemuan Megawati dan Prabowo: Langkah Menuju Musyawarah Mufakat

Dalam upaya memperkuat kerjasama antara berbagai kekuatan politik di Indonesia, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, (Sumber foto : Detik.com)
Dalam upaya memperkuat kerjasama antara berbagai kekuatan politik di Indonesia, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, (Sumber foto : Detik.com)

Jurnalindo.com, – Dalam upaya memperkuat kerjasama antara berbagai kekuatan politik di Indonesia, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menyampaikan harapannya agar pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri dapat terlaksana sebelum Lebaran Idulfitri 2024.

Habiburokhman menegaskan bahwa pertemuan antara kedua tokoh besar ini akan terwujud, dan ia berharap agar pertemuan tersebut dapat terjadi sesegera mungkin. Hal ini mencerminkan upaya untuk memperkuat konsolidasi dan kerjasama di antara kedua partai tersebut.

“Saya berharap pertemuan tersebut bisa terjadi sebelum Lebaran, itu tidak masalah,” ungkap Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (4/4/2024).

Selain itu, Habiburokhman tidak menampik bahwa Prabowo akan berupaya meyakinkan Megawati agar bergabung dengan barisan pendukungnya untuk lima tahun ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa pertemuan tersebut tidak hanya sebagai bentuk silaturahmi, tetapi juga sebagai ajang untuk membahas kerjasama politik yang lebih luas.

Selaras dengan harapan Habiburokhman, Ketua DPP PDIP Puan Maharani juga mengungkapkan keinginan untuk terwujudnya pertemuan antara Megawati dan Prabowo. Menurutnya, PDIP tidak akan menutup pintu silaturahmi dengan siapapun.

“InsyaAllah selalu akan dilakukan silaturahmi dengan siapapun. InsyaAllah,” ujar Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (4/4/2024).

Pertemuan antara Megawati dan Prabowo, jika terwujud, diharapkan dapat menjadi langkah menuju musyawarah mufakat dalam dunia politik Indonesia. Dalam pandangan Habiburokhman, perpolitikan Indonesia akan lebih baik tanpa adanya oposisi, dan lebih diutamakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama.

“Dalam politik Indonesia, mungkin tidak perlu ada oposisi, dan yang diutamakan adalah musyawarah mufakat,” tandasnya.

Pertemuan ini, jika terjadi, dapat menjadi momen penting dalam merajut kerjasama lintas partai untuk mencapai stabilitas politik dan kemajuan bagi bangsa Indonesia. (Bisnis.com/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *