Pedagang Gorengan di Pati Keluhkan Kelangkaan Dan Mahalnya Gas LPG 3 Kg di Bulan Ramadhan

Sejumlah pedagang gorengan di Kabupaten Pati mengeluh untuk mendapatkan tabung LPG 3 Kilogram (kg) atau gas melon di bulan ramadhan. (Sumber foto : Jurnalindo.com)
Sejumlah pedagang gorengan di Kabupaten Pati mengeluh untuk mendapatkan tabung LPG 3 Kilogram (kg) atau gas melon di bulan ramadhan. (Sumber foto : Jurnalindo.com)

Jurnalindo.com, – Sejumlah pedagang gorengan di Kabupaten Pati mengeluh untuk mendapatkan tabung LPG 3 Kilogram (kg) atau gas melon di bulan ramadhan. Padahal gas tabung tersebut merupakan kebutuhan pokok untuk menghidupkan api selama penggorengan berlangsung.

Salah satu pedagang gorengan Jaswadi (37) mangaku sudah hampir satu minggu tepatnya masuk bulan ramadhan gas melon sulit didapatkan, bahkan kalau misalnya ada harga jual tabung melon di tingkat pengecer mencapai Rp 27 ribu sampai Rp 32 ribu per tabung.
“Cari tabung gas LPG 3 kg saat ini sulit. Apalagi ini di bulan puasa, selain itu harganya selangit, padahal selama berjualan selalu menggunakan gas melon ” paparnya belum lama ini.

Semenjak sulitnya mendapatkan gas tersebut pihaknya sempat berhenti berjualan meskipun di bulan ramadhan tingkat pendapatannya lumayan banyak jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.

“ di bulan ramadhan itu enak, jualan apa saja pasti laku apalagi jualan gorengan banyak yang mencari,”tuturnya
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Hadi Santoso mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kelangkaan tabung LPG 3 kilogram.

Pertama, tingkat konsumsi LPG 3 kilogram meningkat di bulan Ramadhan. Mengingat, di bulan ini banyak masyarakat yang menggunakan gas untuk memasak.

“Konsumsi meningkat, sehingga LPG langka. Apalagi di bulan Ramadhan banyak masyarakat yang menggunakan gas untuk memasak,” ungkapnya.

Kedua, Hadi menduga banyak masyarakat yang berganti ke LPG melon. Awalnya mereka menggunakan gas non subsidi seperti gas 5,5 kg dan 12 kg.

Ketiga, ada pembatasan dari Kementerian untuk pembelian gas, itu sesuai dengan pendataan tahun kemarin yang dilakukan.
Faktor keempat, di bulan Februari dan Maret banyak hari libur. Hal ini menyebabkan adanya keterlambatan penyaluran.

“Jadi dari agen itu biasanya hari libur nasional ikut libur, sehingga tidak ada droping dari agen. Sehingga ada beberapa daerah atau wilayah yang pasokannya terlambat,” pungkas dia (Juri/Jurnal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *