jurnalindo.com – Copenhagen, 03/3 – Maersk menyatakan bahwa pasokan obat-obatan dan bahan makanan yang dikirim ke Rusia berisiko rusak karena penundaan yang signifikan di pelabuhan dan bea cukai, demikian menurut grup pengiriman Maersk kepada pelanggannya.
Pengiriman kargo sementara telah ditangguhkan Maersk dan dua perusahaan besar peti kemas lainnya dari dan ke Rusia sebagai tanggapan atas sanksi negara-negara Barat kepada Rusia menyusul serangannya ke Ukraina. Penangguhan itu tidak termasuk bahan makanan, pasokan obat-obatan dan kemanusiaan.
“Bagaimanapun, kami benar-benar memperingatkan kehati-hatian untuk melakukan pemesanan kargo yang mudah rusak karena penundaan signifikan di pusat-pusat transit pengiriman yang dapat merusak kargo itu,” kata Maersk dalam saran kepada pelanggan di situs mereka.
Otoritas bea cukai di Uni Eropa dan Inggris memeriksa seluruh kontainer dari dan ke Rusia yang transit di terminal dan pelabuhan mereka untuk mengidentifikasi pengiriman yang dikenakan sanksi atau dibatasi, begitu kata perusahaan.
Akibatnya, Maersk mengatakan pihaknya tidak bisa menjamin dan melihat “risiko signifikan terhadap kargo mudah rusak milik pelanggan kami”.
Dalam setahun terakhir, dunia sudah berjuang dengan kemacetan rantai pasok yang disebabkan lonjakan permintaan terhadap barang-barang ritel yang diangkut kapal kontainer di tengah penguncian atau lockdown akibat pandemi COVID-19.
Dampak tidak langsung sanksi itu saat ini memberikan tekanan lebih lanjut pada pengiriman global, Maersk menambahkan.
“Ini dampak global dan tidak hanya terbatas pada perdagangan dengan Rusia,” katanya.