Jurnalindo.com, Rembang – Para petani mengaku kesulitan mendapatkan pupuk memasuki Masa Tanam (MT) di awal tahun ini. Demi memenuhi kebutuhan pupuk mereka rela membeli pupuk subsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Bahkan, ada pula yang membeli pupuk subsidi harganya bisa sampai naik tiga kali lipat dari Rp 120 ribu hingga Rp 250 ribu/ 50 kg.
Berdasar informasi dari Jawa Pos Radar Kudus kesulitan pupuk subsidi hampir merata di Kabupaten Rembang. Harga biasanya pupuk subsidi dari pengecer dijual Rp 120 ribu. Tatapi kini bisa tembus Rp 150 ribu, karena pupuk sulit. Parahnya banyak ditemukan pupuk subsidi didapatkan dari bukan pengecer resmi dengan harga bisa tembus Rp 250 ribu/50 kg. Bahkan ada yang dapat dari luar pengecer, mungkin dari luar daerah.
“Jangan-jangan ada penimbunan atau ada permainan pupuk ditebus oleh pengecer,” ungkap salah satu petani dari Kecamatan Sumber yang namanya enggan dikorankan.
Karena sangat membutuhkan pupuk, mereka pun akhirnya terpaksa membeli dengan harga tinggi.”Bagaimana lagi kami butuh. Walaupun mahal akhirnya tetap kami beli,” ungkapnya.
Menanggapi kondisi tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto memastikan jika kelangkaan pupuk di lapangan itu tidak benar. Pihaknya mengaku telah mengecek di KPL stok barang ada.
Apalagi menurutnya petani ada yang tidak menebus karena sebagian tidak bisa tanam. Ia mencontohkan di kecamatan Rembang, bibit sudah siap tanam. Air kurang. Biasanya mereka menunggu menebus ketika sudah benar-benar butuh. “Sehingga dari kondisi yang akhir tahun kemarin. Kuota Januari sangat aman. Apalagi sudah ada kuota baru,” ungkapnya.
Ia juga memastikan jika semua kartu tani sudah terisi lagi dengan jumlah sesuai usulan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Namun begitu jika ada kendala administrasi kartu tani. Biasanya petani membeli pengecer memang ada. Dan harganya non subsidi, kenaikannya memang hampir 2-3 kali lipat. “Kami menyarankan untuk para petani untuk menunggu pupuk subsidi saja,” ujarnya.
Ia menambahkan terkait informasi tersebut akan ditelusuri, sebab belum tahu persis kronologinya.
“Semoga tidak ada penyalahgunaan di Kabupaten Rembang. Sebenarnya petani yang ada bisa mengecek di PPL untuk mengetahui kuotanya. Bisa koordinasi KPL kesiapan pupuk subsidi di tempat tersebut. Yang kami khawatirkan kemarin ada keterlambatan penerapan kuota di awal bulan. Tetapi sudah kita antisipasi penerbitan kuota sementara. Seharusnya tidak terlalu kendala,” harapnya saat ditanya terkait indikasi permainan pupuk. (jps/ahr)