Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo dan Anis Baswedan

Jurnalindo.com, – NEW INDONESIA Research & Consulting menyebut pada awal 2023, elektabilitas Ganjar Pranowo akan lebih tinggi dari posisi terdepan di pasar Capres.

“Keputusan Ganjar sudah mencapai 24,2 persen. Ganjar semakin berada di posisi tiga besar dalam bursa Capres, sedangkan Prabowo dan Anies bersaing ketat,” kata Direktur Eksekutif Research and Consulting NEW INDONESIA Andreas Nuryono dalam siaran persnya. di Jakarta. Selasa.

Prabowo Subianto berada di urutan kedua dengan perolehan suara 20,1 persen. Posisi Prabowo semakin tertutup oleh Anies Baswedan yang juga terus mengalami pertumbuhan di paruh kedua tahun ini, di mana elektabilitasnya kini mencapai 18,3 persen.

Baca Juga: Ongkos Politik Tinggi! Pengamat Sebut Sistem Pemilu Tak Ramah Pemuda

Menurut Andreas, tren peningkatan elektabilitas Ganjar pada paruh kedua 2022 membuka lebih banyak peluang untuk meraih tiket pencalonan presiden.

“Kalau tren Ganjar terus membaik, bisa menembus batas psikologis 30 persen,” kata Andreas.

Menjelang HUT ke-50 PDIP beberapa waktu lalu, banyak pihak yang berharap nama Ganjar bisa disebut sebagai capres untuk didukung partai pemenang dua pemilu legislatif itu. Namun rupanya, Ketua Umum Megawati memilih menyimpan kejutan itu untuk lain waktu.

“PDIP menjadi faktor signifikan dalam peta pencapresan, mengingat hanya PDIP satu-satunya partai yang berhak mengajukan pasangan capres-cawapres tanpa perlu menggalang koalisi,” ucap Andreas.

Partai-partai lain masih belum menentukan siapa capres ataupun cawapres yang bakal diusung. Bahkan, Nasdem yang telah resmi mengusung Anies pun masih belum bersepakat dengan PKS dan Demokrat dalam menentukan pasangan cawapresnya.

Baca Juga: AHY Menyampaikan Alasan Menolak Wacana Sistem Pemilu Proporsional Tertutup

“Partai-partai menunggu siapa capres yang akan didukung oleh PDIP, dan akan menentukan bagaimana peta koalisi yang bakal terbentuk. Jika sesuai jadwal, KPU baru akan membuka pendaftaran capres-cawapres pada bulan Oktober mendatang,” kata dia.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas paling awal oleh Golkar, PAN, dan PPP masih mengulur waktu soal penyebutan nama capres. Gerindra kemungkinan akan mengusung lagi Prabowo, tetapi PKB sebagai mitra koalisi juga mengusulkan nama Muhaimin Iskandar.

Untuk elektabilitas calon presiden lainnya, menurut dia jauh di bawah posisi tiga besar terdapat nama-nama seperti Agus Harimurti Yudhoyono (5,0 persen), Ridwan Kamil (4,8 persen), dan Sandiaga Uno (4,2 persen).

 
“Ketiganya diprediksi akan berebut tiket cawapres di antara koalisi yang mungkin terbentuk,” kata Andreas.
 
Sejauh ini, menurut Andreas baru AHY yang disebut-sebut bakal mendampingi Anies, tetapi Koalisi Perubahan yang digadang-gadang tidak kunjung terbentuk. Sementara, Ridwan Kamil berencana masuk Golkar agar bisa mendapatkan tiket, sedangkan Sandi ada isyarat ingin pindah partai dari Gerindra ke PPP.
 
 
Berikutnya, lanjut dia ada Puan Maharani (3,6 persen), Erick Thohir (2,8 persen), dan Khofifah Indar Parawansa (2,5 persen).
 
Sejumlah nama lain juga tengah bersinar, di antaranya mantan Panglima TNI Andika Perkasa (1,7 persen) dan Yenny Wahid (1,0 persen). Airlangga Hartarto masih stagnan (1,2 persen), demikian pula dengan Mahfud MD (1,1 persen).
 
“Makin mengerucutnya tiga besar membuat peta Pilpres makin menyempit, sehingga nama-nama lain makin sulit muncul,” ujar Andreas.
 
Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 5-10 Januari 2023 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin error plus minus 2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *