JurnalIndo.com – Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD, mengungkapkan keprihatinannya terhadap besarnya laju deforestasi yang tengah melanda Indonesia. Dalam pernyataannya, Mahfud menyebut bahwa luas hutan yang hilang akibat deforestasi mencapai sebanding dengan luas negara Korea Selatan.
Awalnya, Mahfud MD membahas jumlah tambang ilegal di Indonesia, tetapi kemudian fokusnya beralih ke permasalahan deforestasi yang tengah melanda tanah air.
Deforestasi adalah kejadian hilangnya tutupan lahan hutan yang beralih menjadi jenis tutupan lain, seperti perkebunan dan lainnya. Dampak dari deforestasi ini dapat menciptakan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. dilansir dari detik.com
“Dalam 10 tahun terakhir, telah terjadi deforestasi besar di hutan kita. Itu jauh lebih luas dari Korea Selatan dan 23 kali luasnya Pulau Madura, tempat saya tinggal. Ini deforestasi dalam waktu 10 tahun,” ungkap Mahfud dalam Debat Cawapres 2024 (21/1/2024).
Mahfud MD juga membahas kendala terkait sanksi, terutama pencabutan izin usaha pertambangan (IUP) dari perusahaan yang terlibat dalam deforestasi. Ia mengakui bahwa proses ini tidak mudah, mengingat adanya keterlibatan mafioso di dalamnya.
“Cabut saja IUP-nya. Ya, itu masalahnya, mencabut IUP itu banyak mafianya. Banyak mafianya,” tegas Mahfud. Ia juga mengungkapkan bahwa upaya pemberian sanksi seringkali dihadang, bahkan meskipun telah ada keputusan dari Mahkamah Agung. Bahkan, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menyatakan bahwa banyak pertambangan ilegal di Indonesia yang dilindungi oleh aparat dan pejabat.
Pernyataan Mahfud MD mencerminkan keprihatinan terhadap situasi lingkungan di Indonesia, sambil menggarisbawahi kompleksitas dan tantangan dalam penegakan hukum terkait deforestasi dan perusahaan pertambangan ilegal.
Jurnal/Mas
