Sosok Arda Guler Yang Penuh Tekad Belajar, Toni Kross Puji Keberanian Arda Guler

JurnalIndo.com – Jakarta, 27/07 – Toni Kroos memuji bakat dan sikap Arda Guler yang luar biasa. Menurutnya, Güler adalah sosok yang selalu ingin belajar, meski memiliki bakat yang luar biasa.

Real Madrid menandatangani keajaiban Turki Arda Güler musim panas ini. El Real membeli pemain berusia 18 tahun ini dari Fenerbahce seharga 20 juta euro.

Madrid mengincar musuh bebuyutan mereka Barcelona, ​​​​yang juga mengincar Guler. Güler telah menjadi titik pertikaian tim-tim besar setelah menunjukkan janji di Fenerbahce. Dia mampu memainkan 51 pertandingan dan mencetak tujuh gol.

Baca Juga: Marco Verratti Merapat ke Liga Arab Saudi, Al Hilal Jadi Incaranya

Güler sekarang berlatih dengan tim utama Madrid. Ia beberapa kali membuktikan kemampuannya dalam latihan bersama Los Blancos.

Toni Kroos dari Pilar Madrid mengakui bahwa Güler memiliki potensi besar. Orang Jerman ini percaya bahwa Güler adalah pemain yang bagus di ruang sempit dan memiliki kaki kiri yang berbahaya.

Terlepas dari bakatnya yang luar biasa, Güler bukanlah orang yang sombong, menurut Kroos. Ia kerap meminta banyak pemain Madrid lainnya untuk berkembang. Kroos yakin Madrid melakukan langkah cerdas dengan merekrut Güler. 

Baca Juga: Sudah 100 Klub di Bobol Lionel Messi, Atlanta Korban Terbarunya

“Dia salah satu talenta yang bertanya ‘Bagaimana kamu melakukannya? Bagaimana kamu bisa mengoper seperti itu?’ dia adalah seseorang yang menginginkan saran, ada banyak anak berusia 18 tahun yang sudah berpikir mereka terlalu bagus dan tidak membutuhkan saran. Tapi dia memiliki mentalitas untuk belajar,” ujar Kroos dalam podcastnya Einfach mal Luppen.

“Anda benar-benar harus mengatakan bahwa dia adalah talenta hebat untuk usianya. Dia memiliki kaki kiri yang sangat, sangat bagus. Anda akan sering melihatnya. Dia memiliki tendangan kaki kiri yang hebat dan secara teknis sangat bagus, terutama di ruang sempit. Saya pikir itu transfer yang sangat bagus dan cerdas – terutama untuk masa depan, tentu saja.”

“Seringkali ada anak berusia 17 atau 18 tahun yang berpikir betapa bagusnya mereka dan tidak membutuhkan saran lagi. Itu jadi masalah,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *