Sejarah Tayangan Azan di Televisi Indonesia: Dari TVRI hingga Kini

Sejarah adzan di tayangkan di Televisi (Sumber Foto. islami.co)
Sejarah adzan di tayangkan di Televisi (Sumber Foto. islami.co)

JurnalIndo.Com – Tayangan azan telah menjadi bagian penting dari program televisi di Indonesia selama bertahun-tahun. Dimulai oleh TVRI, stasiun televisi pertama di Indonesia, tayangan ini terus berkembang dan kini menjadi program yang diikuti oleh banyak stasiun televisi nasional.

Menurut buku *Sejarah Departemen Penerangan RI* yang diterbitkan oleh Departemen Penerangan RI pada tahun 1986, TVRI memulai siaran percobaannya tepat pada 17 Agustus 1962, dengan menyiarkan langsung dari Istana Merdeka melalui saluran 5 yang berkekuatan 100 watt. Selanjutnya, pada 24 Agustus 1962, TVRI menayangkan siaran langsung dari Stadion Olahraga Senayan Jakarta, meliput penyelenggaraan Asian Games IV, yang menjadi siaran langsung pertama TVRI sekaligus menandai tanggal berdirinya stasiun televisi ini secara resmi.

Dalam perjalanannya, TVRI memiliki fungsi penting dalam menyelenggarakan pembangunan di bidang mental, spiritual, dan jasmaniah dalam rangka ‘nation building’ dan pembentukan manusia sosialis Indonesia. Fungsi ini ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1963. dilansir dari detik.Com

Sejak awal berdirinya, program tayangan TVRI terus berkembang, dan acara keagamaan Islam menjadi salah satu program unggulan. Beberapa di antaranya adalah Serambi Islami, Jejak Islam, dan Satukan Shaf Indonesia. Selain itu, TVRI juga menayangkan berbagai program tambahan selama bulan Ramadan.

Dalam sejumlah dokumentasi yang dibagikan di YouTube, TVRI telah menyiarkan azan Maghrib sejak tahun 1980-an, dan siaran ini terus berlanjut hingga 1990-an. Bahkan, menurut data Dokumentasi LPP TVRI Riau, pada tahun 1999, TVRI SP Pekanbaru memulai siaran lokal perdananya dengan menayangkan azan Maghrib bertepatan dengan 1 Ramadan 1419 Hijriah.

Seiring berjalannya waktu, TVRI juga mulai menyiarkan azan Subuh. Dalam program acara TVRI Nasional yang disusun oleh Seksi Operasional Siaran LPP TVRI, pada Jumat, 9 November 2018, TVRI menayangkan azan Subuh pukul 04.06-04.09 dan azan Maghrib pukul 17.50-17.54. Hingga saat ini, azan Maghrib dan Subuh disiarkan di banyak stasiun televisi nasional, dengan azan Subuh umumnya menjadi program khusus selama Ramadan, sementara azan Maghrib disiarkan setiap hari.

Namun, mengapa hanya azan Maghrib dan Subuh yang disiarkan di televisi? Menurut penelitian yang terbit dalam *Jurnal Dakwah dan Komunikasi: ORASI* Vol 9 edisi Juli 2018 berjudul “Pengaruh Tayangan Adzan Maghrib terhadap Ketepatan Waktu Sholat terhadap Ibu-ibu Masyarakat Dukuh Bojong Desa Kalibuntu Kec Losari Kab Brebes,” ada beberapa faktor yang menyebabkan televisi hanya menayangkan azan pada dua waktu tersebut. Waktu salat Maghrib dan Subuh yang singkat serta upaya meminimalisir pemotongan waktu tayang menjadi alasan utama mengapa hanya dua azan ini yang disiarkan di televisi.

Tayangan azan Maghrib dan Subuh di televisi tidak hanya berfungsi sebagai pengingat waktu salat, tetapi juga telah berkembang menjadi bentuk visualisasi film yang menarik. Setiap saluran televisi memiliki konsep tersendiri dalam mengemas tayangan azan, mulai dari menampilkan arsitektur masjid-masjid di Indonesia hingga menonjolkan semangat ibadah umat Islam dari berbagai kalangan.

Sejumlah penelitian telah mengulas konsep tayangan azan dari masing-masing stasiun televisi. Mayoritas para peneliti menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Salah satu hasil penelitian menunjukkan bahwa program tayangan azan mengandung nilai-nilai keislaman, termasuk nilai-nilai akhlak yang terkandung di dalamnya.

Tayangan azan di televisi Indonesia tidak hanya menjadi tradisi yang terus dijaga, tetapi juga menjadi cerminan bagaimana televisi dapat berperan dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai keislaman dalam masyarakat.

Jurnal/Mas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *