Oase  

Inilah 3 Akhlak Kepada Allah yang Paling Utama

jurnalindo.com – Akhlak Kepada Allah menjadi hal penting untuk dipelajari oleh manusia. Kita sebagai umat islam telah diajarkan dan diatur bagaimana bertingkah laku dalam berbagai situasi serta kondisi.

Islam sangat memperhatikan detail dari aturan perilaku manusia. Melalui akhlak umat islam juga ada aturannya. Hal ini demi kebaikan dan bagaimana kelak manusia menghadapi perjalanan hidupnya dalam setiap kejadiannya.

Sebagaimana detail yang diperhatikan mulai dari kita bangun tidur hingga waktunya tidur kembali. Tidak hanya sampai di situ saja, islam juga mengajarkan akhlak berkehidupan social.

Berkaitan dengan bagaimana kita berhubungan. Baik hubungan antar sesama makhluk Allah maupun hubungan dengan sang pencipta. Karena itulah ada akhlak kepada Allah.

Berakhlak kepada Sang Pencipta yaitu Allah merupakan wajib bagi manusia. Dalam berakhlak ada norma dasarnya yaitu dengan bagaimana seharusnya sesuatu kita tempatkan pada tempatnya.

Begitu pula dengan saat kita berhubungan kepada Allah. Kita sebagai manusia tidak boleh menyamaratakan seperti bagaimana kita berhubungan dengan sesama manusia.

3 Akhlak Kepada Allah yang Paling Utama

Terdapat tiga akhlak utama manusia kepada Allah. Rangkuman tiga akhlak utama ini telah dipaparkan oleh seorang ulama tafsir yang berasal dari Indonesia. Beliau bernama Prof. Quraish Shihab. Apa sajakah tiga rangkuman akhlak kepada Allah yang paling utama tersebut, uraiannya adalah sebagai berikut:

1.  Tidak Menyandarkan Kesan Buruk Kepada Allah SWT

Akhlak kepada Allah yang pertama yaitu kita sebagai manusia ciptaannya supaya tidak menyandarkan kesan yang buruk terhadap Allah. Meskipun Allah telah menyandarkan pada dirinya sendiri sebagian sifatnya yang terkesan kurang baik di mata hambanya terhadap diriNya.

Namun sebagai seorang muslim dan hamba Allah, kita tidak boleh untuk memberikan kesan menyandarkan keburukan terhadap Allah mengenai apa yang terjadi.

Jika kita kaji ulang di dalam Al Quran pun pemilihan kata-katanya juga mencontohkan dan mengajarkan untuk berakhlak bagi manusia. Khususnya berakhlak kepada Allah dalam hal menyandarkan sebuah perbuatan yang manusia lakukan kepada Allah.

Sebagai contoh dapat kita ambil salah satu firman Allah dalam Al Qur’an. Arti dari firman Allah tersebut ialah mengenai kehendak Tuhan dalam menggantikan seorang anak lainnya dari anak yang ia bunuh itu dengan anak yang lebih dalam hal suci dan sayang kepada bapak ibunya.” (Q. S. Al Kahf [18] Ayat 81).

Selain ayat di atas juga ada ayat lainnya yang berbunyi “

Penggalan lanjulan ayat tersebut yaitu “Aku tidak melakukannya berdasarkan kemauanku sendiri. Jika engkau tidak mampu menghadapinya dengan sabar maka itulah maknanya” (Qur’an Surah Al Kahf [18] ayat 82).

Penggalan ayat di atas merupakan bagian dari kisah Nabi Khidir. Berdasarkan kisah dari Nabi Khidir dapat kita ambil hikmah bahwa walaupun apa yang terlihat secara lahiriah itu buruk bukan berarti bisa kisa sandarkan kepada Allah bersifat buruk. Meskipun memang hal itu terjadi atas kehendak Allah.

Sebaliknya jika terjadi perbuatan baik maka kita sandarkan kepada Allah. Bahwa apa yang kita lakukan berdasarkan hidayah dariNya.

Sebagai umat muslim kita perlu membiasakan diri untuk menerapkan akhlak kepada Allah dengan beberapa contoh di atas. Karena akhlak sangat penting untuk keseimbangan kehidupan kita sehari-hari.

2. Tidak Menyekutukan Allah SWT

Sebagai umat islam sudah sepantasnya kita menyebah Allah dan tidak menyekutukannya. Akhlak utama yang harus seluruh umat muslim miliki kepada Allah ialah dengan tidak menyekutukannya.

Menyekutukan Allah berarti ia telah menempatkan sesuatu hal yang pastinya tidak pada tempat semestinya. Jika akhlak ini kita langgar sebagai seorang muslim, maka muslim itu akan terjerumus ke dalam kedzaliman.

Pada Quran Surah Luqman [31] ayat 13, Allah berfirman bahwa “janganlah kamu mempersekutukan Allah!.” Begitulah Allah memberikan peringatan manusia agar menjauhi hal yang zalim seperti mempersekutukan Allah.

Pada zaman dahulu, para sahabat nabi maupun para ulama sangat menghindari untuk berucap sesuatu yang memberi kesan bahwa adanya sekutu bagi Allah. Hal ini membuktikan bahwa melakukannya secara diam-diam saja tidak boleh apalagi secara terang-terangan menyekutukan Allah.

Sebagai contoh akhlak kepada Allah dari kata atau ucapan yang oleh para ulama terdahulu hindari adalah “keberadaan Tuhan”. Jika kita perhatikan kata “keberadaan” di sini biasanya mengacu pada sesuatu yang ada pada ruang serta waktu.

Sedangkan sebagaimana kita ketahui bahwa Allah itu ada tanpa harus butuh menempati ruang maupun waktu. Oleh karena itu. Penggunaan kata keberadaan tidak digunakan oleh para ulama, melainkan dengan kata “wujud” yang dianggap lebih sesuai.

Hal di atas merupakan sebagian contoh kecil saja yang supaya dapat menjadi gambaran bahwa Allah tidak menyenangi hambanya yang berbuat menyekutukan Allah.

3. Memiliki Prasangka Baik Kepada Allah SWT

Akhlak kepada Allah yang ke tiga yaitu kita harus senantiasa berparasangka baik kepada Allah. Karena sesungguhnya segala sesuatu termasuk seluruh kebaikan yang kita dapatkan ialah berasal dari Allah. Maka dari itu, hendaknya kita sebagai manusia untuk selalu berprasangka baik kepadaNya.

Sesederhana berpikir untuk berputus asa akan suatu hal yang kita piker tidak akan kita dapatkan, itu tidak boleh. Karena itu artinya kita telah berburuk sangka kepada Allh. Kita telah meragukan rahmat yang akan diberikan oleh Allah.

Seandainya apa yang kita ingin tidak berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan maka terimalah itu dengan suka cita. Bisa jadi memang itulah hal yang terbaik bagi kita pada saat ini. Hanya Allah yang tahu apa-apa saja yang terbaik bagi kita. Hanya Allah yang mampu untuk mengubah situasi dan keadaan yang terjadi bagi kita.

Berikutnya yang bisa kita lakukan yaitu dengan berdoa. Doa yang kita panjatkan kepada Allah itulah nantinya yang bisa jadi merubah keadaan.

Dalam memanjatkan doa kepada Allah pun kita harus dengan optimis dan berpikir positif. Yakinilah setiap ucap doa kita akan terkabul.

Sebagaimana sabda Rasululllah pada hadizt Riwayat Ahmad no 6368. Hadist tersebut memiliki arti yaitu “wahai manusia, mintalah kepada Allah dan kamu yakin akan ijabah-Nya”. Begitulah pentingnya prasangka baik pada hati kita kepada Allah.

Bagaimana prasangka kita terhadap Allah, begitulah Allah akan menyesuaikan dengan prasangka tersebut. Seperti yang tertuang dalam sebuah hadist riwayat Bukhari no 7505. Pada hadist tersebut Allah berfirman bahwa Allah akan menyesuaikan bagaimana prasangka dari hambanya, maka berprasangka baiklah.

Kepada sesama makhluk saja perlu berakhlak atau akhlak kepada manusia dengan menerapkan sopan santun dan lainnya. Maka begitulah pula kepada Allah. Kita perlu memiliki akhlak kepada Allah dengan menerapkan paling tidak tiga akhlak utama kepada Allah di atas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *