jurnalindo.com – Amalan sunnah menjadikan ibadah Kita bernilai lebih utama dan sempurna. Jadi sebisa mungkin untuk jangan sampai melewatkannya.
Begitupun berpuasa, ada beberaoa sunnah yang dapat dipilih guna meningkatkan eksistensi puasa Kita.
Mungkin sudah banyak yang mengetahui beberapa sunnah berpuasa, yang umum Kita ketahui serta Kita terapkan yakni menyegerakan berbuka serta mengahirkan sahur.
Namun, tenang saja, berikut ini diantara beberapa ibadah yang sunnah dilakukan saat puasa ala Imam Nawawi Al-Bantani Dalam kitab Nihâyah al-Zain fî Irsyâd al-Mubtadi’in (Darul Fikr, Beirut, Cetakan I, h. 194), dikutip dari laman NUonline.com.
1. Sahur
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya, “Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,” (HR al-Bukhari).
Saat sahur juga disunnahkan untuk mengahirkanya selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan apakah masih malam atau sudah terbit fajar.
2. Menyegerakan berbuka
Sunnah puasa kedua adalah menyegerakan berbuka, bisa dengan kurma, jika tidak ada maka dengan air.
إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا، فَلْيُفْطِرْ عَلَى التَّمْرِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدِ التَّمْرَ، فَعَلَى الْمَاءِ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ
Artinya, “Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan,” (HR Abu Dawud).
3. Membaca doa
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya, “Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, berkat rahmat-Mu, wahai Dzat yang maha penyayang di antara para penyayang.”
Meskipun pendek, namun doa ini masyhur digunakan oleh berbagai kalangan.
4. Menahan lisan
Maksud dari poin keempat ini adalah menahan lisan dari perkara-perkara yang tak berguna, apalagi perkara haram, seperti ghibah, gosip dan mengumpat. Sebab, semuanya akan menggugurkan pahala puasa.
5. Memperbanyak sedekah
Rasulullah bersabda,
من فَطَّرَ صَائِمًا، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، إِلَّا أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ
Artinya, “Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut,” (HR Ahmad).
6. I’tikaf dimasjid
7. Menghatamkan Al-Quran setidaknya sekali selama bulan Ramadhan
8. Istiqamah menjalankan amaliah pada bulan Ramadhan dan melanjutkan amaliah-amaliah tersebut di bulan-bulan berikutnya.
