Wagub NTB Optimis Bisa Kendalikan PMK

jurnalindo.com – Mataram – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalillah optimis kasus penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di wilayah itu bisa dikendalikan.

“Kami optimistis penyakit PMK bisa dikendalikan,” ujarnya pada Apel Siaga Vaksinasi Perdana PMK sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Minggu.

Ia mengatakan penanganan PMK pada hewan ternak seperti sapi harus disikapi dengan ketenangan disertai adanya sinergitas, kolaborasi dan pemahaman yang baik oleh seluruh pihak.

“Pentingnya edukasi kepada para peternak, sehingga ketika terjadinya penyebaran virus PMK para peternak tidak panik dan paham apa yang harus dilakukan,” kata Wagub NTB.

Wagub NTB menegaskan bahwa virus PMK bisa disembuhkan.

“PMK sama dengan virus yang lain dan bisa disembuhkan, butuh ketenangan dan pemahaman sehingga tau apa yang harus dilakukan,” katanya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB Muslih mengatakan penyebaran vaksin perdana PMK dilakukan secara serentak di kabupaten/kota dengan melakukan pemetaan di setiap wilayah dengan tingkat populasi sapi terbanyak.

“Vaksin PMK diberikan kepada sapi yang masih sehat dan belum terkena virus PMK. Hal ini dikarenakan, sapi yang sudah terkena virus PMK maka sudah terbentuk antibodi di dalam tubuhnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, populasi sapi di Pulau Lombok sebanyak 590.000 ekor, dan yang terkena virus PMK sebanyak kurang lebih 40.000 ekor sapi, sehingga perlunya diberikan vaksin kepada sapi yang belum terkena virus PMK.

“Untuk sapi – sapi yang belum terjangkit maka diperlukan tindakan seperti vaksin, karena pengobatan bukan alternatif terbaik, pencegahan-nya dengan vaksinasi,” ungkapnya.

Vaksin PMK meliputi vaksinasi pertama, kemudian dengan jarak empat sampai lima Minggu akan diberikan vaksin kedua, setelah itu apabila ada vaksin booster maka akan diberikan setiap enam bulan sekali. (ara/rn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *