Umpatan Kontroversial Capres Nomor Urut 1: Dinamika Persaingan dan Respons Calon Presiden Lain

Pada acara konsolidasi relawan se-provinsi Riau, Selasa (9/1/2024), capres nomor urut 1, Prabowo, membuat pernyataan kontroversial yang langsung mendapat sorotan publik (Sumber foto: RRI)
Pada acara konsolidasi relawan se-provinsi Riau, Selasa (9/1/2024), capres nomor urut 1, Prabowo, membuat pernyataan kontroversial yang langsung mendapat sorotan publik (Sumber foto: RRI)

Jurnalindo.com, – Pada acara konsolidasi relawan se-provinsi Riau, Selasa (9/1/2024), capres nomor urut 1, Prabowo, membuat pernyataan kontroversial yang langsung mendapat sorotan publik. Pernyataan tersebut berkaitan dengan klaim tanah yang sebelumnya disampaikan oleh capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat pada Minggu (7/1/2024).

Prabowo menanggapi klaim tanah Anies dengan menegaskan bahwa sebelum menjadi Menteri Pertahanan, ia adalah seorang pengusaha yang menguasai Hak Guna Usaha (HGU). Ia menyebut klaim Anies yang menyebutkan luas tanahnya sebagai 340.000 hektar sebagai salah dan menyebutkan bahwa tanah yang dimilikinya mendekati 500.000 hektar.

Namun, yang mencuri perhatian publik bukan hanya klaim tanah tersebut, melainkan reaksi emosional Prabowo. Dalam kekesalan, Prabowo mengeluarkan kata-kata kasar, menanyakan apakah orang yang menyebutkan klaim tanahnya adalah pintar atau goblok.

Umpatan Prabowo ini kemudian direspons oleh pihak Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Anies Baswedan merespons santai dengan mengatakan, “Ya matur nuwun, Pak Prabowo.” Anies menekankan fokusnya pada kampanye di seluruh Indonesia dan menghindari memberikan komentar lebih lanjut terkait isu tersebut di luar waktu debat.

Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, juga memberikan tanggapan yang tenang. Ia menyatakan bahwa pihaknya tidak mempersoalkan umpatan tersebut dan membiarkan rakyat menilainya. Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, mengingatkan semua pihak untuk menjaga kondusivitas proses politik dan menekankan pentingnya adu gagasan dan visi-misi daripada adu emosi.

Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin juga memberikan tanggapan yang bijak. Asisten Pelatih Timnas Anies-Muhaimin, Jazilul Fawaid, menyatakan bahwa pihaknya lebih memilih untuk mengalah daripada meributkan persoalan tersebut. Ia menyoroti pentingnya para calon pemimpin tidak terbawa emosi selama debat dan menegaskan bahwa tidak ada pertanyaan bodoh dalam sebuah debat.

Kontroversi ini menunjukkan dinamika persaingan yang semakin memanas di panggung politik, di mana perbedaan pandangan dan klaim saling bersaing. Respons yang diberikan oleh pihak Anies-Muhaimin menekankan pentingnya menjaga kedewasaan dalam berpolitik dan menghindari adu emosi yang dapat merusak atmosfer kondusif. (Nada/Kompas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *