Jurnalindo.com, – Menteri Keuangan Sri Mulyani melaksanakan kunjungan ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Kunjungan Sri Mulyani ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi sekaligus merayakan halalbihalal di Hari Raya Idulfitri 1445 H.
Saat bertemu dengan Megawati, Sri Mulyani menyatakan bahwa tidak ada pembicaraan khusus yang dilakukan. Kehadirannya memang hanya untuk menjalankan tradisi silaturahmi dan halalbihalal.
“Megawati, sambung Sri Mulyani, juga tidak memberikan pesan khusus kepada dirinya. Silaturahmi, silaturahmi saja. (Pesan khusus) enggak ada, pokoknya berlebaran saja dengan Bu Mega,” ujar Sri Mulyani di depan kediaman Megawati.
Selain Sri Mulyani, beberapa menteri lain dari Kabinet Indonesia Maju turut hadir di kediaman Megawati, antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Tidak hanya itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, para pengurus DPP PDI-P, dan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, juga turut hadir dalam momen tersebut.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa sebenarnya Megawati tidak mengadakan open house. Namun, beberapa menteri di Kabinet Indonesia Maju, sahabat, dan pengurus DPP PDI-P ingin menjalin silaturahmi dan merayakan halalbihalal dengan Megawati.
Rosan Roeslani juga termasuk di antara mereka yang ingin bersilaturahmi dengan Megawati di hari Lebaran. Menurut Hasto, Rosan hanya menyampaikan ucapan selamat Idulfitri kepada Megawati. Meskipun demikian, ia tidak menjawab lebih jelas apakah ucapan tersebut disampaikan langsung oleh Rosan kepada Megawati.
“Pak Rosan datang untuk mengucapkan selamat Idulfitri kepada Ibu Megawati Soekarnoputri. Tadi hanya menyampaikan salam kepada Ibu Mega, karena kemarin juga pesan Mas Rosan akan hadir itu sudah disampaikan kepada Ibu,” ujar Hasto di depan kediaman Megawati.
Kunjungan-kunjungan seperti ini menunjukkan semangat kebersamaan dan harmoni antara tokoh-tokoh penting dalam politik Indonesia, terlepas dari perbedaan pandangan dan afiliasi politik yang mungkin ada. (Kompas/Nada)
