Jurnalindo.com, – Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, mengakui bahwa dirinya kewalahan bekerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prabowo memberikan pengakuan ini dalam pidato pada perayaan HUT ke-9 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Stadion Jatidiri, Kota Semarang.
Menurut Prabowo, Jokowi adalah sosok pemimpin yang sangat bekerja keras untuk rakyat. Dengan nada kelakar, Prabowo menyampaikan, “Saya melihat cara bekerja Pak Jokowi. Beliau orang yang paling keras bekerja untuk rakyat. Kewalahan aku jadi menterinya beliau.”
Prabowo juga memuji karakter Jokowi yang legowo mengajaknya bergabung ke pemerintahan setelah Prabowo kalah dalam kontestasi Pemilu Presiden 2019. Menurutnya, Jokowi adalah pemimpin yang merangkul lawan politiknya menjadi kawan.
“Saya dua kali dikalahkan Jokowi, inilah kehebatan Jokowi, dia menang tanpa menyakiti. Dia menang tapi dia mengajak saya. Ini pemimpin seperti ini pemimpin Indonesia, menang tanpa menyakiti, menang mengajak, menang bersatu,” tegasnya.
Prabowo juga mengungkapkan bahwa selama kunjungan kerja ke luar negeri, negara lain merasa bingung dengan statusnya yang sebelumnya merupakan lawan politik Jokowi, kini bekerja di bawah kepemimpinan Jokowi.
“Beliau menang tapi beliau mengajak saya yang dikalahkan. Di negara lain bingung, saya ke negara lain, bingung, loh kok bisa? Kamu kan lawannya Pak Jokowi, kok sekarang jadi satu. Saya dari lawan menjadi kawan. Dari sempat bertanding menjadi anak buah. Saya jawab, inilah Indonesia,” ungkapnya.
Prabowo menilai bahwa kesuksesan dan masa depan gemilang yang dinikmati oleh bangsa Indonesia saat ini tidak terlepas dari peran Jokowi dan anak buahnya. Menurutnya, bangsa Indonesia memiliki masa depan yang hebat dan gemilang sebagai hasil dari kerja keras semua pihak yang dipimpin oleh Presiden Jokowi.
Acara perayaan HUT ke-9 PSI dihadiri oleh kurang lebih 30.000 kader dari seluruh Indonesia. Prabowo memberikan apresiasi pada perayaan tersebut dan menekankan pentingnya persatuan dalam mewujudkan kemajuan bagi bangsa Indonesia. (Kompas/Nada)
