Penganiayaan oleh Oknum Polisi kepada Kuli Bangunan di Bondowoso

JurnalIndo.com – Sebuah kejadian tragis mengguncang Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, ketika seorang kuli bangunan bernama MH (30) mengaku menjadi korban penganiayaan oleh oknum polisi.

Kejadian ini terjadi pada Senin, 6 November 2023, di Mapolsek dan Mapolres setempat.

MH, yang berasal dari Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, menceritakan detil kejadian tersebut dalam wawancara pada Senin, 13 November 2023.

Dia mengungkapkan bahwa penganiayaan yang dialaminya termasuk pemukulan di bagian rahang dan kakinya dengan menggunakan batang tebu, sembari matanya ditutup rapat menggunakan lakban atau selotip hitam.

Kejadian ini bermula dari tuduhan pencurian yang dilayangkan oleh seorang warga Desa Sukorejo berinisial F.

MH mengungkapkan bahwa ia tidak mengenal orang yang menuduhnya, namun, karena desakan, ia akhirnya dipaksa untuk memperbaiki kulkas di sebuah rumah. Tanpa diduga, MH diborgol tangan setelah tiba di lokasi.

MH menceritakan bahwa pada Senin, 6 November 2023 sore, ia pulang kerja dari Desa Gentong, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso.

“Waktu saya pulang kerja, temen saya (berinisial A) itu ngambe’ (mencegat) saya di Sukosari,” terang MH.

“Saya disuruh benerin kulkas di Sukosari. Karena selain kuli bangunan, saya juga bisa servis barang elektronik,” imbuhnya.

Saat itu, MH yang tidak membawa peralatan sempat menolak tawaran tersebut dan menjanjikan keesokan harinya untuk memperbaiknya. Namun karena desakan, MH akhirnya tetap meluncur di sebuah rumah tertuju untuk memperbaiki kulkas.

“Setelah itu saya benerin kulkasnya langsung diborgol tangan saya,” terangnya.

Ia mengaku tidak mengenal identitas orang yang memborgolnya tersebut.

“Setelah itu saya dibawa ke Polsek Sumberwringin. Setelah sampai di polsek diurus sama polisi. Gak tahu saya namanya,” akunya.

MH kemudian diberondong ragam pertanyaan untuk mengakui bahwa ia pencuri uang.

“Terus ditanyakan dimana uangnya ditaruh? Ditanya sambil bentak dan mukul. Saya jawab tidak tahu,” tutur MH.

Ia mengaku mendapatkan perlakuan kasar dari oknum polisi supaya mengakui perbuatan yang dituduhkan F padanya.

“Saya dipukul di sebelah rahang, muka dan kepala pakai tangan kosong,” katanya.

Sekira pukul 20.00 WIB, MH dibawa ke Mapolres Bondowoso untuk diinterogasi lebih lanjut.

“Mata saya dilakban (Ditutup pakai selotip hitam). Kan saya tidak tahu jalan kemana dan dimana. Di mobil dibentak-bentak dan diancam supaya saya mengaku, padahal saya tidak merasa mencuri,” beber MH.

Di Mapolres Bondowoso, MH pun menerima perlakuan yang sama yakni dibentak dan dipukuli oknum polisi.

“Kalau ketemu berhadapan, saya tahu orangnya yang mukul. Kalau suruh menyebut ciri-cirinya, saya khawatir salah,” ucapnya.

Di Mapolres Bondowoso, MH makin merasa teraniaya dalam keadaan mata ditutup lakban.

“Di polres saya dipukul di bagian kepala, rahang dan kaki. Terasanya, kaki saya dibletet (digilas) pakai tebu, kayak buat jajan (adonan),” urainya.

Ia beberapa kali ditanya tentang uang hasil pencurian ditaruh dimana.

“Saya tidak tahu, pak. Saya gak merasa mengambil. Yang ditanyain selalu uang,” paparnya.

Hingga kemudian oknum polisi membujuk MH untuk mengaku perbuatan yang dituduhkan supaya selamat.

“Kata polisi, bantu saya biar kamu selamat,” kata MH.

Namun pada Selasa (7/11/2023), MH dipulangkan dengan dijemput oleh perangkat desa dan keluarga. Setelah itu, MH dirawat inap selama 3 hari 3 malam di Puskesmas Sumberwringin dan pulang pada Jumat (10/11/2023) lalu.

“Saya masih merasa sakit di rahang, punggung dan kaki kiri itu saja,” aku MH.

Ia pun tidak terima dengan tuduhan tersebut dan meminta keadilan.

“Saya gak terima dituduh dan diperlakukan seperti itu. Saya minta keadilannya,” geram MH.

Sementara itu, Kapolres Bondowoso, AKBP Bimo Ariyanto mengaku akan mengusut informasi miring yang menimpa instansinya tersebut.

“Saya cek,” jawab Kapolres Bondowoso, AKBP Bimo Ariyanto melalui pesan singkat.

(gelora/rido)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *