Jurnalindo.com – Nama Afdiharto Mardi Lestari sangat populer di era tahun 80-an. Sprinter andalan Indonesia ini pernah menembus semifinal Olimpiade 1988 Seoul. Di lintasan atletik internasional negeri Ginseng itu, Mardi Lestari beradu cepat dengan sprinter top dunia seperti Ben Johnson.
Mardi pada masa jayanya dikenal sebagai manusia tercepat se- Asia kini lebih banyak berdiam diri di rumahnya yang berada di Jalan Jaya Wijaya, Binjai Selatan, Sumatera Utara.
Jangankan berlari, jalan pun pria kelahiran Binjai, Sumatera Utara (Sumut), 19 Januari 1967 ini harus tertatih karena riwayat komplikasi penyakit yang ia derita. Mulai dari kelenjar getah bening, gangguan hati sampai ke ginjal.
Baca Juga: AUTP Jadi Penyelamat, Dispertan Pati Sebut Kesadaran Petani Masih Rendah
Sayang sekali, sebagai bahan pelajaran untuk jaga fisik tubuh, Afdiharto Mardi Lestari, hanya bisa berbaring di rumahnya, Jalan Jaya Wijaya, Binjai Selatan, Sumatera Utara.
Manusia tercepat Asia jatuh miskin, Afdiharto Mardi Lestari, divonis menderita kanker kelenjar getah bening, dengan kondisi perekonomian susah, jual aset bertahan hidup.
Keti Retnawati, istri Afdiharto Mardi Lestari, mengatakan, suaminya itu, pensiun dini dari Bank Sumut, akibat penyakit yang diderita, dengan sama sekali tidak ada penghasilan.
Kanker getah bening mendera Afdiharto Mardi Lestari, diperburuk adanya gangguan hati dan ginjal. Tiga anak sudah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), tidak ada biaya kuliah.
Dokter Pittara dalam laman alodokter.com, mengatakan, pengobatan kanker kelenjar getah bening, mesti disesuaikan dengan penyebab dan kondisi pasien.
Baca Juga: Ormas Keagamaan Bisa dapat Dana Hibah 1 Miliar.
Jenis obat yang diberikan kepada penderita kanker kelenjar getah bening, seperti Afdiharto Mardi Lestari, berupa obat pereda nyeri, antobiotik, obat kortikosteroid, atau obat kanker.
Demi tetap jaga fisik tubuh, maka pembengkakan kelenjar getah bening bisa dicegah dengan menghindari penyebabnya.
