Jurnalindo.com, – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa program naturalisasi pemain sepak bola Indonesia—khususnya dari Belanda—bukan sekadar strategi teknis semata, melainkan dibangun atas dasar kedekatan emosional dan sejarah panjang antara kedua negara.
Dalam wawancara bersama presenter The Haye Way, Neal Petersen, Erick mengungkapkan bagaimana hubungan Indonesia dan Belanda melahirkan koneksi yang kuat, terutama dalam konteks olahraga.
“Karena apa yang terhubung dari mereka, kita benar-benar ingin mereka (pemain naturalisasi) benar-benar menjadi bagian dari negara ini,” ujar Erick, dikutip dari kanal YouTube PSSI TV.
Erick menggarisbawahi bahwa naturalisasi bukan hanya soal mengganti paspor, tetapi tentang menyatukan budaya dan identitas. Ia mencontohkan bagaimana para pemain seperti Jay Idzes dan Thom Haye bahkan menyatakan diri mereka sebagai orang Indonesia saat bertemu dengan para suporter Garuda.
“Jay Idzes dan Thom Haye bertemu dengan suporter, mereka bilang, ‘Saya Indonesia’,” kata Erick dengan bangga.
Contoh dari Dunia Bulu Tangkis: Kisah Mia Audina
Erick juga menyoroti bahwa fenomena ini bukan hanya terjadi di sepak bola. Ia menyinggung kisah legendaris Mia Audina, atlet bulu tangkis Indonesia yang juga pernah membela Belanda.
Mia memenangkan medali perak untuk Indonesia di Olimpiade Atlanta 1996, sebelum berpindah kewarganegaraan ke Belanda usai menikah. Ia kemudian mempersembahkan medali perak lainnya untuk Belanda di Olimpiade Athena 2004.
“Ingat, bukan hanya dari sepak bola ya, dulu ada pemain bulutangkis yang memenangkan dua medali Olimpiade untuk Belanda dan Indonesia, yaitu Mia Audina,” jelas Erick.
Bagi Erick, kisah Mia adalah contoh nyata bahwa perpindahan kewarganegaraan dalam dunia olahraga bisa menjadi jembatan budaya, bukan sekadar persoalan nasionalitas.
Naturalisasi dengan Hati, Bukan Sekadar Kompetisi
Erick menekankan bahwa pendekatan Indonesia berbeda dari negara-negara lain dalam hal naturalisasi atlet. Di banyak negara, naturalisasi murni dilandasi tujuan memperkuat tim. Namun, Indonesia menurut Erick, membangun proses tersebut “dengan hati”, atas dasar rasa memiliki dari para pemain terhadap Indonesia.
“Inilah mengapa naturalisasi kami bangun dengan hati. Berbeda strategi dengan negara lain,” tegasnya.
Hasil dari pendekatan ini terlihat jelas dalam skuad timnas Indonesia saat ini. Nama-nama seperti Jay Idzes, Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On, Ivar Jenner, hingga Maarten Paes dan Justin Hubner adalah contoh pemain yang memiliki darah Indonesia dari kakek-nenek mereka.
Sementara itu, Mees Hilgers, Shayne Pattynama, Calvin Verdonk, dan Emil Audero juga berdarah Indonesia dari salah satu orang tua mereka.
Mereka semua kini bersatu dalam satu tekad: membela Merah Putih dengan sepenuh hati, tidak hanya demi sepak bola, tapi demi akar sejarah dan kebanggaan akan warisan leluhur mereka. (Bolasport.com/Nada)