Usai Kritik Ridwan Kamil Guru Honorer Asal Cirebon Dipecat, Berikut Kata Pakar Komunikasi Unpad

Jurnalindo.com, JAKARTA – Nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi sorotan publik. Hal itu terjadi karena tersiar kabar bahwa Muhammad Sabil Fadilah, seorang guru honorer asal Cirebon, dikeluarkan dari sekolah tempatnya mengajar setelah mengkritik di kolom komentar salah satu unggahan akun Instagram Ridwan Kamil.

Bersamaan dengan itu, beredar pula screenshot yang memperlihatkan gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengirimkan bukti komentar Sabil melalui direct message (DM) Instagram ke akun SMK Telkom Sekar Kemuning, sekolah tempat Sabil mengajar. Tangkapan layar diunggah oleh akun Twitter @zanatul_91.

“Tidak pantas seorang guru spt itu.” tulis Kang Emil setelah mengirim bukti komentar itu. Pihak sekolah pun merespons dengan permohonan maaf atas nama institusi dan menyebut akan menindak Sabil secara tegas dan terukur. “Hatur nuhun. Sekolahnya jadi kebawa2 oleh netizen,” balas Emil.

Baca Juga: Tandatangani Kesepakatan dengan YG Entertainment, Korean Air Akan Jadi Sponsor World Tour BLACKPINK

Melalui prisma komunikasi publik, DM Instagram Emil bisa dilihat dari dua hal, pengaruh dan niat, kata peneliti Pusat Studi Komunikasi, Media dan Budaya (PSKMD) Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Justito Adiprasetio.

“Soal efek, masyarakat kita hingga kini masih dipenuhi eufemisme yang merupakan warisan dari otoritarianisme orde baru. Ini terlihat dari adanya istilah yang maknanya kerap dipandang kontradiktif seperti misalnya “diamankan” yang bisa malah dipahami dengan arti ditangkap atau bahkan dilenyapkan,” kata pria yang biasa dipanggil Tito itu kepada Tempo.co pada Kamis, 16 Maret 2023.

Tito menjelaskan bahwa ketika pihak yang berkuasa mengumumkan sesuatu kepada pihak yang juga memiliki kekuasaan tetapi pada level yang lebih rendah dengan kata-kata seperti “tolong amankan” atau “tolong diurus”, itu bisa merujuk pada sesuatu yang memiliki multitafsir tergantung konteksnya. Ini memengaruhi bagaimana penerima pesan mengevaluasi apa yang diinginkan pihak dengan kekuatan lebih dari yang dia inginkan.

“Meskipun mungkin pesan dari Kang Emil sangat pendek, namun akan ada ada efek psikologis yang dirasakan pihak yang menerima pesan tersebut,” katanya.

Dikutip dari detikNews terkait niat tersebut, guru bidang studi media dan budaya populer menyoroti pernyataan Emile yang mengaku kaget mendengar kabar pemecatan guru tersebut. Menurutnya, niat tersebut pada akhirnya tidak berarti apa-apa ketika dampaknya sudah terjadi dan berpengaruh. Menurut Ridwan Kamil, sebagai politisi dan publik figur, Tito harus menyadari segala akibat dari kontak yang dilakukannya.

Selain itu, ia juga melihat apa yang dilakukan Ridwan Kamil sebagai latihan “siulan anjing” lewat kebiasaannya menyematkan atau menyematkan komentar di unggahan media sosialnya. Peluit anjing menunjukkan penggunaan bahasa sugestif untuk mendapatkan dukungan. Langkah ini menyebabkan guru di-bully di media sosial.

“Ini yang perlu dicermati karena saya melihat fenomena ‘dog whistle’ yang melibatkan tokoh politik ini tidak terjadi satu atau dua kali saja. Saya sangat yakin bahwa mereka tahu betul konsekuensi dari komunikasi yang mereka lakukan,” ujar Tito.

Penjelasan oleh Ridwan Kamil

Ridwan Kamil menyampaikan penjelasan terkait seorang guru SMK di Cirebon yang diberhentikan oleh lembaga sekolah karena mengkritiknya di akun Instagram miliknya. “Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget, dengan ini saya sampaikan klarifikasi,” kata Ridwan Kamil, melalui akun resminya di Instagram dan Twitter pada Rabu, 15 Maret 2023. .

Mantan Wali Kota Bandung itu menegaskan bahwa pemimpin harus terbuka terhadap kritik, meski terkadang keras. Ridwan Kamil mengatakan biasanya menanggapi komentar dengan biasa saja.

“Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar. Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respons dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja,” ujarnya.

Ia pun berpandangan bahwa pemecatan itu mungkin berkaitan dengan status Sabil sebagai guru yang sepak terjangnya bisa dilihat dan ditiru murid-muridnya. “Mungkin karena yang melakukan posting kasar adalah seorang guru, yang postingannya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah atau yayasan untuk menjaga nama baik institusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan,” kata dia.

Merespons pemecatan guru yang bersangkutan, Ridwan Kamil mengatakan telah menghubungi pihak yayasan untuk membatalkannya “Setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah atau yayasan agar yang bersangkutan cukup dinasihati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan,” ujarnya.

“Apa pun itu, di era medsos tanpa sensor ini, kewajiban kita para orang tua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasihat-menasihati dalam kebaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia. Hatur Nuhun”  katanya.

(Slmn/Tempo.co/detikNews)

Sumber: Tempo.co/detikNews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *