Upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan harga set top box di tingkat ritel

Jurnalindo.comJAKARTA, 24/1 – Pemerintah berupaya menjaga kestabilan harga set top box di tingkat eceran atau retail, kata Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Pos dan Informatika (Ditjen PPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Geryantika Kurnia.

“Saat ini sedang kami diskusikan dengan Kemenperin dan Kemendag agar harga eceran set-top box sudah fix. Kalau harga pabrikan Rp 150.000, ya eceran Rp 150.000 juga,” kata Geryantika dalam webinar, Senin malam (23/1), setidaknya terjadi kenaikan 10 persen.

Gery, sapaan Geryantika, mengaku saat ini telah terjadi kenaikan harga proyektor di tingkat pengecer atau retail. Menurut dia, hal itu terjadi karena para peritel berusaha mencari untung di tengah tingginya permintaan set-top box.

Baca Juga: Harry Kane Hampir Samai Rekor Top Skor Sapanjang Masa Tottenham, Conte Siap Bantu

Untuk itu, pemerintah saat ini sedang berusaha mencari jalan keluar agar harga set-top box di retail tetap stabil sehingga masyarakat tidak terbebani untuk membeli set-top box tersebut.

Lebih lanjut, Gery mengatakan, kebutuhan masyarakat akan set-top box merupakan bagian dari transisi dari siaran TV analog ke digital. Diperkirakan kebutuhan masyarakat akan decoder tidak akan bertahan lama.

Nantinya, kata dia, lambat laun masyarakat akan lebih memilih untuk beralih menggunakan perangkat TV digital, alih-alih bertahan dengan set top box.

“Sebenarnya set top box ini kan transisi, paling satu tahun atau dua tahun setelah itu set top box hilang, dan yang muncul adalah masyarakat itu beralih membeli TV,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Regulasi Pemerintah Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Joegianto mengatakan bahwa harga set top box yang dijual oleh pabrikan saat ini berkisar di harga Rp230.000 hingga Rp250.000.

Namun, dia mengakui bahwa ketika perangkat tersebut sudah masuk ke ritel, harganya melonjak naik. Dia menilai, hal itu terjadi karena para pedagang tidak ingin melewatkan kesempatan untuk meraup lebih banyak keuntungan di tengah tingginya permintaan.

“Karena kesempatan ini tidak akan datang dua kali. Jadi kalau toko merasa permintaannya lebih tinggi daripada stok yang dia punya, ya naikin saja, nanti kan juga dibeli,” kata dia.

(slmn/antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *