Jurnalindo.com – Jika sering bertanya-tanya mungkinkah menerapkan sleep training untuk bayi yang masih menyusu, maka jawabnnya adalah mungkin.
Sleep training merupakan proses mendewasakan bayi melalui cara tidur mandiri. Tanpa pengawasan ibu dan ayah disampingnya.
Tujuannya adalah untuk melatih anak atau bayi dalam dalam mengolah emosinya. Bayi dapat belajar menenangkan diri sendiri saat terbangun malam hari.
Baca Juga: Outfit Krisdayanti saat Berkunjung di Pasar Singosaren Malang
Yang sering menjadi problema adalah ketika Sang buah hati masih membutuhkan ASI sebagai penghantar tidurnya.
Dalam mengatasi hal ini, Anda dapat mencoba metode menyusui terlebih dahulu. Setelah itu sibukkan anak dengan aktivitas ringan seperti mengganti popok dan membaca buku.
Setelah itu, bawalah anak menuju ranjangnya dan baringkan selagi masih terjaga. Matikan lampu dan tinggalkan anak sendiri.
Dengan ini maka bayi mampu belajar kemandirian serta memahami bahwa menyusu dan digendong bukanlah satu-satunya cara untuk tertidur.
Tips lainnya adalah usahakan waktu menyusui mendekati jam tidurnya. Jadi, bayi sudah benar-benar lelah dan ngantuk dulu. Namun yang tidak perlu Anda perhatikan adalah saat sesi menyusui selesai dan Anda memindahkannya pada tempat tidut, bayi masih dalam keadaan terjaga.
Selanjutnya, hal yang tidak kalah penting harus Anda siapkan adalah mental dalam melatih kembandirian anak.
Pasalnya seringkali orang tua memiliki rasa tidak tega jika harus meninggalkan anak sendirian di ranjangnya.
Lama kelamaan bayi akan mulai paham jika saat mengganti popok dan membaca buku merupakan rutinitas yang dilakukan menjelang tidur.
Namun bagaimana jika bayi terbangun pada malam hari? Bolehkah disusu kembali?
Jawabnnya adalah boleh dan tergantung pilihan masing-masing. Cobalah mencari cara untuk menenangkannya dengan menepuk-nepuk punggung atau mengusap kepalanya.
Pahamilah jika bayi di atas usia 6 bulan tidak terlalu butuh terus menyusu di malam hari.
(Nawa)
