Cari tahu yuk skandal Harvey Weinstein dalam film “She Said”

Jurnalindo.com, JAKARTA, 27/11 – Nama produser Harvey Weinstein tak lepas dari gerakan #MeToo yang awalnya terdengar di Hollywood.

Dikenal sebagai tokoh berpengaruh di industri film, berita bahwa Weinstein menggunakan kekuatannya untuk melakukan pelecehan seksual tanpa konsekuensi pada satu titik atau lainnya.

Perlahan tapi pasti, banyak korban yang mulai berani angkat bicara. Pelanggaran seksual Weinstein sudah berlangsung beberapa dekade, dan lebih dari 80 wanita, termasuk aktris terkenal, mengaku sebagai korbannya.

Gerakan #MeToo mungkin tidak akan terjadi tanpa kontribusi para jurnalis yang berhasil mengungkap skandal-skandal memalukan di Hollywood dan mendapatkan kesaksian dari para korban yang belum berani berbicara.

Perjuangan untuk menerbitkan artikel investigasi tentang korban Harvey Weinstein dicatat dalam She Said, yang mengikuti perjalanan dua jurnalis investigasi New York Times: Jodi Kantor (Zoe Kazan) dan Megan Twohy (Carey Mulligan) dalam menyelidiki pelecehan seksual di Hollywood. .

Kombinasi Kantor dan Twohey sepertinya cocok untuk masalah ini. Twohey pernah mengajukan laporan investigasi tentang kesaksian wanita yang menuduh Donald J. Trump melakukan pelecehan seksual untuk mengungkap jaringan di mana orang tua membuang anak angkat yang tidak diinginkan.

Sementara itu, tulisan-tulisan Kantor tentang wanita bekerja dan menyusui menginspirasi pembaca untuk membuat stasiun menyusui yang kini tersedia di bandara dan lokasi lain di tanah air.

Dengan bantuan editor Rebecca Corbett, keduanya berada di garis depan dalam menyelidiki sisi gelap Hollywood dan Harvey Weinstein.

Tidak mengetahui bahwa artikel yang mereka tulis akan menjadi salah satu titik balik terpenting di dunia, Jodi Kantor dan Megan Twohy mati-matian mencari sumber yang mau berbicara tentang rumor pelecehan seksual yang terkait dengan Harvey Weinstein.

 

Sulit untuk menjadi yang pertama berani mengatakan kebenaran, apalagi jika mereka berada di tengah dunia yang berpihak pada penguasa dan mengancam bahwa nasib mereka tidak akan lebih baik jika korupsi produk terungkap.

Weinstein memiliki nama besar di dunia perfilman. Tidak banyak orang yang berani melawan jika mereka masih menginginkan pekerjaan di dunia ini.

Maka, tak heran bila Kantor dan Twohey berkali-kali seakan menemui jalan buntu.

Jika memang ada korban yang ingin bicara, mereka tak mau dikutip alias “off the record” karena trauma, khawatir akan keselamatan, atau karena takut melanggar kesepakatan tutup mulut. Ada juga perempuan yang kapok untuk buka suara, sebab dia justru mendapat label tukang bohong atau delusional di tengah dunia yang berpihak kepada laki-laki.

Baca Juga: Banyak yang tidak tahu, Pevita Pearce takut nonton drama Korea
Disutradarai oleh Maria Schrader, “She Said” menjadi jendela untuk mengintip cara kerja jurnalis investigatif dalam menghimpun informasi untuk isu-isu sensitif.

Pekerjaan mereka tak semudah membalikkan telapak tangan. Selain karena rasa takut korban yang masih tersisa meski puluhan tahun telah berlalu, kuasa Weinstein dan jejaringnya yang kuat membuat dua jurnalis ini juga menghadapi ancaman demi ancaman.

Sudut pandang perempuan menjadi fokus utama dalam “She Said”. Itulah mengapa sutradara Schrader juga memasukkan detail yang menggambarkan perjuangan seorang ibu dalam bekerja, termasuk sindrom baby blues yang dihadapi setelah melahirkan.

Kantor dan Twohey juga menjalani peran ganda sebagai seorang istri dan ibu di rumah. Mereka harus menyeimbangkan kehidupan rumah tangga dan pekerjaan yang penuh tekanan tenggat waktu.

Tak jarang mereka harus bepergian jauh dari keluarga untuk memburu narasumber hingga ke tempat yang jaraknya terpisah ribuan kilometer.

Mungkin perempuan yang duduk di bangku penonton, khususnya yang telah memiliki buah hati, bisa ikut merasakan gundahnya hati Kantor ketika hanya bisa berinteraksi dengan buah hati lewat layar komputer setelah melewati hari yang berat dan panjang.

Sutradara mengatakan ada banyak perempuan di kisah “She Said” yang punya peran sebagai ibu, dan penting bagi film ini untuk menyampaikan bahwa apa yang diupayakan oleh dua jurnalis ini adalah memastikan buah hati mereka kelak berada di lingkungan yang jauh lebih baik dan bebas dari kekerasan seksual.

Meski bukan film thriller, tetap ada rasa tegang yang ditimbulkan karena isu yang disentuh oleh dua jurnalis ini sangat sensitif, mereka juga harus bergerak mengikuti petunjuk-petunjuk dari pernyataan para saksi sembari meyakinkan agar apa yang mereka bicarakan bisa dikutip sebagai sumber kredibel.

Baca Juga: Punya keinginan sangi K-Pop, Menparekraf ingin musik Indonesia mendunia

Di film ini, pengalaman buruk dari pelecehan seksual yang dilakukan Weinstein digambarkan lewat pernyataan saksi, sama sekali tidak ada adegan-adegan eksplisit. Harvey Weinstein juga tidak ditampilkan di dalam layar, hanya ada sekilas penampakannya dari belakang.

Penonton yang familier dengan cara kerja di dalam media bisa ikut bersimpati dengan Kantor dan Twohey karena memang butuh waktu dan kerja keras untuk mengungkapkan fakta yang terkubur selama sekian tahun.

“She Said” adalah kisah nyata tentang orang-orang, sebagian besar adalah perempuan, yang mengumpulkan keberanian untuk bicara dan mencari keadilan.

Berkat saksi-saksi yang mengenyahkan rasa takut dan bersedia memberikan pernyataan mengenai pengalaman mereka yang pahit bersama Weinstein, korban-korban lain yang selama ini tak bisa bersuara akhirnya punya kesempatan untuk didengarkan oleh dunia, berharap agar apa yang mereka alami takkan terulang di masa depan.

Setelah artikel mereka diterbitkan, ada lebih banyak perempuan yang berbondong-bondong berbagi kejadian buruk tentang Harvey Weinstein dan pria-pria lainnya yang berkuasa di dunianya masing-masing.

“She Said” jadi pengingat bahwa sistem yang tidak berpihak kepada sebagian orang bisa dihadapi dengan cara menyatukan kekuatan dan jurnalis sejatinya bertugas untuk memberikan suara bagi orang-orang yang tidak bisa bersuara di tengah masyarakat.

“She Said” yang didistribusikan Universal Pictures sudah tayang di bioskop. (Slmn/Antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *