Patah hati Bisa Ubah Irama Jantung, Benarkah?

jurnalindo.com – Patah hati kalau kehilangan orang yang paling dicintai memang suatu hal yang sangat menyayat hati. Apalagi kalau harus berhadapan dengan orang yang membuat luka. Rasa sakit hati ini emmang tidak mudah untuk diobati, tetapi perlahan akan sembuh dengan sendirinya, seiring berjalannya waktu.

Namun, ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa pada saat seseorang sedang patah hati, maka irama jantungnya juga akan berubah. Tidak seperti biasanya, namun akan berdetak lebih kencang dan cenderung tidak beraturan.

Para ilmuwan menemukan, bahwa orang-orang yang kehilangan pasangan, mengalami peningkatan resiko irama detak jantung yang tidak teratur selama 12 bulan ke depan. Resiko tersebut tampaknya lebih besar dialami seseorang ketika kehilangan pasangan di usia 60an ke bawah.

Peneliti Denmark mengumpulkan data dari hampir 89 ribu orang yang didiagnosis dengan fibrilasi atrium, masalah dengan kecepatan atau irama jantung, antara tahun 1995 dan 2014, dibandingkan dengan catatan kesehatan dari 886 ribu orang sehat.

Dilansir dari Independent, 17.500 dari mereka yang didiagnosis dengan fibrilasi atrium telah kehilangan pasangan mereka, dari 169 ribu yang dimiliki pada kelompok pembanding. Terkait pengobatan untuk kondisi ini, penyakit yang mendasari, seperti penyakit jantung dan diabetes,lebih umum di antara orang-orang yang telah didiagnosis dengan fibrilasi atrium.

Resiko ini lebih besar terjadi selama 8-14 hari setelah ditinggalkan. Setelah itu secara bertahap, sampai satu tahun setelahnya mereka akan lebih baik, layaknya seseorang yang tidak berduka.

dr. Jessica Florencia, anggota redaksi medis kedokteran umum KlikDokter.com, menyebut rasa sedih mendalam yang mengubah irama jantung itu disebut sebagai Sindrom Patah Hati. Patah hati, memang bisa bermanifestasi pada berbagai gangguan fisik seperti migrain berkelanjutan, sakit maag berkepanjangan, sulit tidur dan penurunan nafsu makan. Di sisi lain, patah hati juga memicu depresi dan stres.

Dia menambahkan, Sindrom Patah Hati ini lebih banyak terjadi pada wanita, di usia paruh baya. Secara medis, Sindrom Patah Hati adalah keadaan jantung sementara yang diakibatkan karena kondisi stres berlebihan yang harus dialami seseorang. Beberapa kondisi yang dapat memicu stres berlebihan adalah meninggalnya orang yang dikasihi, perceraian, putus pacaran, perselingkuhan atau cinta yang ditolak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *