Jurnalindo.com, JAKARTA, 25/11 – Kementerian Kesehatan ingin semakin menumbuhkan tenaga medis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Indonesia dengan menawarkan beasiswa.
Direktur Utama RS Pusat Jantung Harapan Keita dr. Ewan Dakota,S. JP(K), MARS dan FIHA mengatakan pihaknya bersama Kementerian Kesehatan mencari data kebutuhan tenaga kesehatan dan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan pasien di seluruh Indonesia.
“Ada dua beasiswa, dari Dirjen Nakes (Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan) Tubel dan LPDP,” kata Direktur Utama RS Pusat Jantung dan Pembuluh darah Harapan Kita Dr. dr. Iwan Dakota, Sp. JP (K), MARS, FIHA di Jakarta, Jumat.
Pihaknya telah mendata sejumlah rumah sakit di Indonesia untuk mengetahui berapa banyak dokter spesialis jantung yang dibutuhkan, serta berapa dana yang dibutuhkan untuk pelatihan.
Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk meningkatkan porsi beasiswa bagi dokter dan dokter spesialis di dalam dan luar negeri.
Sebelumnya hanya tersedia 200 hingga 300 beasiswa, dan pada tahun 2022 akan meningkat menjadi 1.500 beasiswa per tahun.
Baca Juga: Badai PHK juga membayangi start up, cek yuk cara mengantisipasinya
Kemenkes juga mendorong pendidikan dokter berbasis rumah sakit. Upaya ini dilakukan dengan menambah sistem pendidikan dokter spesialis yang semula berbasis universitas, ditambah dengan kehadiran rumah sakit pengampu untuk transfer ilmu pengetahuan.
Iwan mengatakan RS Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita menjadi pengampu yang mendampingi, mentransfer ilmu serta kemampuan untuk para dokter jantung dan dokter bedah di pusat kesehatan jantung di setiap provinsi.
Dalam pemenuhan kebutuhan, bukan cuma soal alat kesehatan yang harus diperhatikan, tetapi juga sumber daya manusia yang kuantitas dan kualitasnya harus diperbanyak.
Acara tahunan dari Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) yang berisi lokakarya, simposium, serta pameran diharapkan bisa juga meningkatkan keterampilan dan ilmu para tenaga kesehatan. (Slmn/Antara)
