Dian Sastro Berbagi Pengalaman Menarik Saat Sidang Skripsi di Hadapan Rocky Gerung

Serial 'Gadis Kretek' sukses mencuri perhatian tidak hanya melalui cerita dan akting para pemainnya, tetapi juga melalui detail busana yang dipakai. (Sumber foto : Jatimnetwork)
Serial 'Gadis Kretek' sukses mencuri perhatian tidak hanya melalui cerita dan akting para pemainnya, tetapi juga melalui detail busana yang dipakai. (Sumber foto : Jatimnetwork)

Jurnalindo.com, – Aktris ternama Dian Sastro membagikan kisah menarik tentang pengalaman sidang skripsinya di masa kuliah. Dalam sebuah acara di kanal YouTube BEGINU, Dian Sastro menceritakan bahwa salah satu dosen penguji dalam sidang skripsinya adalah Rocky Gerung, yang terkenal sebagai dosen yang tegas dan ketat.

Dian Sastro, yang merupakan lulusan jurusan filsafat Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa tema skripsinya adalah “Beauty Industry Complex.” Sebagai seorang artis yang sudah terjun di industri hiburan, ia memilih tema yang terkait dengan kompleksitas industri kecantikan.

“Saya sampai ditanya sama Pak Prabowo soal pupuk di debat kemarin, sayangnya beliau pikniknya saja kurang jauh,” ungkap Dian Sastro, menyindir pernyataan Prabowo Subianto mengenai pupuk yang dibahas dalam debat capres.

Dian Sastro kemudian menceritakan bagaimana Rocky Gerung menjadi salah satu dosen penguji yang begitu ketat dalam menguji skripsinya. Meskipun dirinya sudah menjadi artis terkenal, ia tidak terhindar dari kritik dan tekanan dalam sidang skripsi.

“Terus gue meliberasi diri gue, ‘justru pak, karena saya ada di lingkungan ini dan saya punya pisau Analisa yang tajam mengenai ini, saya jadi bisa membebaskan diri saya sebagai objek dan saya bisa meliberasi diri saya sebagai subjek’,” ucap Dian Sastro, mengingat jawabannya saat itu.

Dalam menjawab pertanyaan dan kritikan dari dosen penguji, Dian Sastro menggunakan pendekatan melalui teori post-modernisme. Ia memberikan contoh dengan merujuk pada penyanyi fenomenal Madonna, yang dalam konteks tertentu dapat menjadi subjek dan objek dalam fenomena kehidupan nyata.

Pendekatan ini memungkinkan Dian Sastro untuk menjelaskan dan membela tema skripsinya dengan memanfaatkan teori post-modernisme. Ia menggunakan pemikiran dari tokoh feminisme modern seperti Simone de Beauvoir dan filsuf terkemuka seperti Immanuel Kant sebagai rujukan dalam penyusunan skripsinya.

Meskipun mendapatkan tekanan dan tantangan, Dian Sastro berhasil lulus dalam sidang skripsi tersebut dan meraih gelar sarjana filsafat. Kisah inspiratif ini memberikan gambaran tentang tekad dan kecerdasan Dian Sastro dalam menyelesaikan pendidikannya di bidang filsafat.

Dian Sastro, yang juga aktif sebagai dosen di Universitas Indonesia, menjadi contoh bagi banyak orang dengan menunjukkan bahwa ketekunan dan keterlibatan dalam dunia pendidikan dapat diwujudkan bahkan di tengah kesibukan karir seni peran yang gemilang. (Nada/Kompas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *