Jurnalindo.com, – Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Petani (PMPP) mendatangi kantor DPRD kabupaten Pati untuk melakukan audiensi, Rabu (25/09)
Demonstrans sambil membawa puluhan armada truk tersebut menyampaikan kesedihan yang dialami para petani bahwa lahan pertanian tidak bisa digarap sebelum hujan tiba.
Koordinator aksi, Suterto mengatakan bahwa para petani menginginkan lahan pertanian bisa digarap setahun tiga kali. Lantaran di wilayah tersebut ada aliran irigasi sehingga tidak lagi mengandalkan tadah hujan.
Namun yang menjadi persoalan selama ini adalah lahan sawah lebih tinggi dari pada irigasi. Sehingga perlu dilakukan pemerataan lahan agar air tersebut bisa mengalir ke area persawahan.
“Karena apa problematika petani adalah lahan tinggi sedangkan irigasinya rendah sehingga air tidak bisa langsung ke lahan pertanian,”ungkapnya.
Dalam penataan lahan, lanjut Suterto tidak bisa hanya cara manual, tetapi harus menggunakan alat berat.
“Untuk solusinya adalah pengeprasan itu menggunakan alat berat supaya lebih cepat dan tepat,”paparnya.
Sedangkan lahan yang sudah dilakukan pemerataan tentunya tanah tersebut harus dipindahkan menggunakan truk dam agar tidak mengganggu lahan pertanian.
“Sedangkan dalam menggeser pengerukan itu menggunakan armada berupa dam,”ungkapnya.
Tetapi, truk dam tersebut justru menemukan masalah besar yaitu sebanyak 4 armada ditahan pihak yang berwajib.
“Namun armada kami diganggu. Sehingga kami menuntut armada yang ditangkap segera dilepaskan,”pungkas dia. (Juri/Jurnal)