jurnalindo.com – Berupaya memenuhi ketersediaan minyak goreng di Pulau Dewata, Pemerintah Provinsi Bali memperjuangkan untuk segera mendatangkan sebanyak 50 ton minyak goreng curah dari Provinsi Jawa Timur.
“Kami berjuang untuk segera mendatangkan minyak goreng curah dari pabrikan, terutama yang masuk melalui Pelabuhan Benoa,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta di Denpasar, Minggu.
Menurut Jarta, minyak goreng curah yang akan didatangkan ke Bali itu volumenya hingga ratusan ton, namun yang segera akan tiba dari Provinsi Jawa Timur dengan volume 50 ton.
“Sekarang posisinya sedang dalam perjalanan. Mudah-mudahan dalam seminggu ini sudah masuk Benoa sehingga minyak goreng curah di pasaran tersedia dalam jumlah cukup,” ucapnya.
Minyak goreng curah yang didatangkan tersebut untuk memenuhi ketersediaan minyak di pasar-pasar tradisional, yang nantinya dijual dengan harga eceran tertinggi sebesar Rp11.500 per liter.
“Untuk pasar modern dan ritel tentunya hanya menjual minyak goreng dalam kemasan, bukan minyak goreng curah,” ujarnya.
Sementara itu, untuk minyak goreng dalam kemasan, Jarta mengatakan sudah tersedia dalam jumlah yang cukup, walaupun dinilai belum optimal.
“Artinya tidak sampailah terjadi kelangkaan dan masyarakat masih mendapatkan minyak dalam kemasan dengan harga sesuai HET sebesar Rp14.000 per liter,” kata Jarta.
Namun, tambah dia, seringkali masyarakat ketika mendengar di satu toko ada minyak sesuai HET, lalu “dikejar” sedemikian rupa, meskipun belum tentu membutuhkan dengan volume tertentu.
“Sehingga begitu dikejar dalam waktu yang bersamaan, seolah-olah minyak goreng menjadi habis. Padahal sesungguhnya di tempat yang lain masih ada,” ujar Jarta.