BPTP salurkan 6.000 benih kopi kepada petani Pegunungan Arfak

jurnalindo.com – Manokwari, 02/9  – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua Barat kembali menyalurkan 6.000 benih kopi arabika S795 bersertifikat kepada sejumlah kelompok petani di Kawasan Pegunungan Arfak.

Kepala BPTP Papua Barat Dr. Aser Rouw di Manokwari, Jumat, mengatakan penyerahan 6 ribu benih kopi jenis arabika S795 bersertifikat tersebut merupakan tahap awal penyaluran bibit kopi pada 2022.

“6.000 bibit kopi yang sudah kami serahkan pekan lalu merupakan tahap pertama, dari total keseluruhan 20.000 yang akan diserahkan secara bertahap pada tahun 2022 kepada petani di Pegunungan Arfak,” jelas dia.

Dalam penyediaan bibit kopi siap tanam, BPTP Papua Barat bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Papua Barat dan juga kolaborasi dengan petani milenial dari Papua Muda Inspiratif (PMI).

“Kami bertugas memproduksi benih kopi bersertifikat, Dinas Pertanian menyediakan dana distribusi dan penanaman, sedangkan PMI menyiapkan kelompok tani untuk mengolah lahan dan penanaman,” jelas dia.

Sebanyak 2.500 bibit diserahkan kepada Kelompok Tani Tunas Muda Harapan di Kampung Udo Hotma, Distrik Sururei, 2.500 bibit kepada Kelompok Fajar Tani Mauro di Kampung Mauro, Distrik Anggi, dan 1.000 benih kopi kepada Kelompok Tani Waan dari Kampung Idemai, Distrik Catubouw.

BPTP Papua Barat sejak tahun 2018 melalui dukungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian dan kolaborasi dengan berbagai pihak telah memberikan lebih dari 30.000 benih kopi arabika kepada petani.

“BPTP Papua Barat terus memproduksi benih kopi Arabika dan akan melakukan pendampingan penerapan GAP (Good Agricultural Practices), serta penanganan panen dan pascapanen yang terstandar di tingkat petani,” jelasnya.

Ia mengharapkan, petani kopi dapat menghasilkan biji kopi premium, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani kopi di Kawasan Pegunungan Arfak.

Kabupaten Pegunungan Arfak merupakan kawasan pegunungan dengan ketinggian 2.950 meter di atas permukaan laut, sehingga dianggap cocok untuk pengembangan kopi. (ara/rido)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *