Jurnalindo.com, – Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Masinton Pasaribu, mengungkapkan bahwa warga Jakarta tidak menginginkan figur yang minim pengalaman untuk memimpin ibu kota. Pernyataan ini merujuk pada hasil Survei Litbang Kompas untuk Pilkada Jakarta 2024 yang dirilis pada Selasa (16/7/2024).
“Sesuai juga dengan hasil survei Litbang Kompas, di mana warga Jakarta ternyata tidak menginginkan figur yang coba-coba, minim pengalaman untuk memimpin Jakarta,” kata Masinton.
Ahok Menjadi Sosok Kuat di Pilkada Jakarta 2024
Masinton juga menanggapi survei yang menunjukkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi sosok kuat setelah nama Anies Baswedan. Dalam survei tersebut, Ahok memiliki elektabilitas 20 persen dengan kepastian 34,5 persen responden akan memilihnya pada Pilkada Jakarta. Selain itu, 39,5 persen responden mempertimbangkan untuk memilih Ahok.
“Sebagai partai politik memang mendorong kader-kadernya untuk menjadi pemimpin di Jakarta,” ujar Masinton.
Pentingnya Komunikasi Antar Partai Politik
Masinton menekankan pentingnya komunikasi antar partai politik dalam pemilihan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, mengingat tidak ada satu pun partai politik di Jakarta yang memiliki cukup kursi untuk mengusung pasangan calon secara mandiri.
“Lagi-lagi ini semua harus dikomunikasikan antar partai politik karena tidak ada satupun partai politik di Jakarta yang jumlah kursinya cukup untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Untuk PDI Perjuangan sedang melakukan itu dengan partai politik lainnya,” jelasnya.
Kinerja Ahok Dapat Apresiasi Tinggi
Terkait kinerja, Ahok mendapat apresiasi dari 44,5 persen responden warga Jakarta, melampaui Anies Baswedan yang berada di posisi 36,8 persen. Sisanya tersebar pada sosok-sosok gubernur Jakarta lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Ahok masih diingat dan diapresiasi oleh banyak warga Jakarta atas kinerjanya sebelumnya.
Dengan hasil survei ini, PDI-P dan partai politik lainnya di Jakarta diharapkan dapat mempertimbangkan sosok-sosok berpengalaman untuk memimpin ibu kota dan memastikan komunikasi yang baik antar partai politik untuk menentukan pasangan calon yang kuat dan kompeten. (Kompas.TV/Nada)
