JurnalIndo.com – Kabar penghentian sementara Firli Bahuri dari jabatan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menjadi sorotan utama di tengah dinamika perubahan di lembaga antirasuah tersebut. Dalam langkah memperbaiki citra dan kepercayaan publik yang sempat tergerus, para pimpinan KPK berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang memperkuat prinsip kolektif kolegial di antara para pimpinan.
Ketua sementara KPK, Nawawi Pomolango, dalam pernyataannya di gedung KPK, Jakarta Selatan pada Senin (27/11/2023), menegaskan bahwa memperbaiki citra lembaga adalah prioritas utama. Salah satu langkah kunci yang akan diambil adalah memastikan setiap keputusan di KPK tetap diambil secara kolektif kolegial oleh seluruh pimpinan. ilansir dari detik.com
“Nafas kolektif kolegial akan terus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan di KPK. Kami berupaya mengutamakan kesepakatan di antara keempat pimpinan untuk memastikan konsolidasi internal yang kokoh,” ungkap Nawawi dengan tekad kuat.
Langkah ini diambil untuk memperkuat legitimasi setiap keputusan yang diambil oleh lembaga tersebut, serta memberikan keyakinan kepada publik bahwa KPK akan tetap berdiri tegak dan independen dalam menjalankan tugasnya dalam memberantas korupsi.
Terlepas dari dinamika internal yang terjadi, para pimpinan KPK menyampaikan tekad bersama untuk terus menjalankan misi utama lembaga, yaitu memberantas korupsi, dengan tetap mengutamakan integritas, profesionalisme, dan kemandirian. Hal ini sekaligus sebagai upaya untuk merestorasi kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas lembaga antirasuah ini.
Tentunya, langkah-langkah yang diambil oleh pimpinan sementara KPK ini diharapkan akan mampu menjadi pijakan untuk mengembalikan kepercayaan publik yang sempat terkikis, serta membawa KPK kembali ke jalur yang diharapkan dalam memerangi korupsi di tanah air.
Jurnal/Mas
