Jurnalindo.com – Lei Jun, pendiri perusahaan teknologi terkemuka asal China, Xiaomi, telah lama diakui sebagai seorang pengagum berat Apple dan Steve Jobs. Kehadiran Xiaomi dalam industri teknologi global sering kali dihubungkan dengan kemiripan desain produk dan strategi pemasaran dengan pendekatan yang serupa dengan Apple, sehingga beberapa orang bahkan menjulukinya sebagai “Apple-nya China”. Lei Jun sendiri tidak pernah ragu untuk mengakui bahwa Steve Jobs adalah salah satu inspirasi terbesarnya.
Menariknya, buku “Fire in the Valley” yang diterbitkan pada tahun 1984, yang mengisahkan perjalanan karier Steve Jobs, menjadi salah satu pemicu bagi Lei Jun untuk meluncurkan perusahaannya sendiri. Semangat dan inovasi yang digambarkan dalam buku tersebut memberikan inspirasi bagi Lei untuk mengejar mimpinya dan membentuk Xiaomi menjadi apa yang kita kenal sekarang. Dilansir dari detik.com
Namun, Xiaomi tidak hanya mengikuti jejak Apple dalam hal teknologi konsumen. Bulan Maret tahun lalu, Xiaomi mengumumkan niatnya untuk memasuki industri mobil listrik, mengikuti langkah-langkah yang diambil oleh Apple pada tahun 2014 ketika mereka juga mengeksplorasi pembuatan mobil. Xiaomi telah berkomitmen untuk menginvestasikan dana sebesar USD 10 miliar selama 10 tahun ke depan untuk menciptakan kendaraan listrik pintar berkualitas.
Keputusan Xiaomi untuk beralih ke industri mobil listrik menandai langkah ambisius perusahaan tersebut dalam memperluas portofolio bisnisnya. Dengan reputasi yang telah dibangun dalam industri teknologi, Xiaomi memiliki potensi besar untuk memainkan peran yang signifikan dalam masa depan mobilitas listrik.
Langkah ini juga mencerminkan visi jangka panjang Xiaomi untuk menjadi pemimpin dalam transformasi teknologi global. Dengan fokus pada inovasi dan kualitas, Xiaomi berharap dapat membawa revolusi yang sama dalam industri mobil listrik seperti yang mereka lakukan dalam industri teknologi konsumen.
Dengan demikian, kehadiran Xiaomi di industri mobil listrik tidak hanya menjadi sebuah tantangan bagi para pesaingnya, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam evolusi mobilitas global yang berkelanjutan.
